Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
BKPM Akan Hubungi BYD Soal Isu Premanisme pada Pembangunan Pabrik di Subang
23 April 2025 11:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) buka suara soal adanya premanisme pada pembangunan pabrik salah satu merek dengan penjualan mobil listrik terlaris di dunia, BYD, di Subang, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Nurul Ichwan, mengaku belum mengetahui lebih lanjut mengenai kabar ini.
Sehingga untuk lebih jelasnya, Ichwan mengatakan akan menghubungi pihak BYD agar bisa mendapatkan informasi yang lebih detail.
“Insyaallah hari ini akan coba mengontak kawan-kawan dari BYD bagaimana situasinya, karena kita harus tanya pada BYD-nya langsung. Bukan berarti bahwa berita yang ada itu tidak benar 100 persen, tapi detailnya kita harus tahu, ” kata Ichwan di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (23/4).
Setelah mendapatkan informasi yang detail terkait kasus premanisme tersebut, Ichwan mengatakan selanjutnya akan dikoordinasikan dengan Satgas Anti Premanisme.
Dia juga mengakui permasalahan premanisme ini sangat mengganggu kenyamanan pengusaha yang berinvestasi di Tanah Air. Bahkan premanisme bisa menimbulkan anggapan Indonesia bukanlah negara yang aman untuk berinvestasi.
ADVERTISEMENT
Sementara di sisi lain, saat ini banyak negara berlomba-lomba untuk menarik investasi dan menjaga agar investasi tidak keluar, termasuk Amerika Serikat yang dianggap sebagai negara adidaya.
“Jadi kalau kita yang sebenarnya punya kemampuan competitiveness yang bagus, dengan cost untuk investasi yang bisa ditekan murah, harusnya kita punya competitiveness itu,” tuturnya.
“Jadi mereka-mereka yang memberi kontribusi terhadap mahalnya biaya ekonomi dan biaya investasi di Indonesia, harus berpikir bahwa mereka memberikan kontribusi dan dosa yang luar biasa,” terangnya.
“Jangan sampai mereka (investor) kemudian keluar dari Indonesia, gagal membangun investasi, menutup lapangan pekerjaan bagi ribuan teman-teman kita yang harusnya bisa bekerja di sana,” ujar dia.
Sementara untuk kelanjutan pembangunan pabrik BYD di Subang, Ichwan memastikan konstruksi akan terus berjalan dan BYD serius dalam niatnya menggelontorkan modalnya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“BYD sudah konstruksi dan mereka pasti akan melakukan itu dan dari persiapannya, mereka sangat serius sehingga kita yakin akan berjalan, karena konstruksinya sudah berjalan,” katanya.
Sebelumnya Wakil Ketua Umum MPR Eddy Soeparno sempat menyoroti adanya tindakan premanisme yang mengganggu pembangunan pabrik BYD di Indonesia. Eddy sempat mengunjungi pabrik BYD di Shenzen, China.
“Sempat ada permasalahan terkait premanisme, ormas yang mengganggu pembangunan dari sarana produksi BYD, saya kira itu harus tegas pemerintah daerah perlu tegas untuk kemudian menangani masalah ini,” kata Eddy dikutip dari laman Instagram pribadinya, Rabu (23/4).
Dia kemudian mewanti-wanti jangan sampai investor yang berniat menggelontorkan modalnya di Indonesia justru tidak mendapat jaminan keamanan dari pemerintah.
“Jangan sampai investor datang ke Indonesia dan merasa kemudian tidak mendapatkan jaminan keamanan dan itu jaminan keamanan adalah hal yang paling mendasar bagi investasi untuk masuk Indonesia,” katanya.
ADVERTISEMENT