Blok Cepu Jadi yang Tertinggi, Sumbang 30 Persen Produksi Minyak Nasional 2020

22 April 2021 22:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertamina EP melakukan pengeboran step out BBS-STO.01 di Subang Field, Karawang. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Pertamina EP melakukan pengeboran step out BBS-STO.01 di Subang Field, Karawang. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Lapangan Banyu Urip di wilayah kerja migas Blok Cepu menjadi produsen minyak tertinggi nasional di 2020 lalu. Dengan produksi sebanyak 210.000 barel per hari (MBOPD), Blok Cepu menyumbang 30 persen produksi minyak nasional.
ADVERTISEMENT
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan, dengan produksi sebesar itu maka Blok Cepu menjadi produsen minyak terbesar di Indonesia. Sumbangan ke pendapatan negara sekitar USD 45 miliar pada harga minyak USD 70 per barel selama jangka waktu kontrak kerja sama.
"Capaian produksi minyak Lapangan Banyu Urip merupakan prestasi yang membanggakan yang bisa meningkatkan kapasitas produksi hingga 20 persen dengan fasilitas yang ada dan bisa dilakukan dengan aman," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif, saat melakukan kunjungan kerja ke Lapangan Minyak Banyu Urip Blok Cepu dan Gas Processing Facility (GPF) Jambaran Tiung Biru, Bojonegoro, Jatim, Kamis (22/4).
Dikutip dari laman Kementerian ESDM di Jakarta, Kamis, produksi awal lapangan Banyu Urip dimulai pada Desember 2008 melalui fasilitas awal dengan kapasitas 20 MBOPD pada Agustus 2009. Melalui inovasi dan keunggulan dari manajemen proyek, produksi meningkat menjadi 80 MBOPD pada saat dimulainya start-up pada 2015.
ADVERTISEMENT
Pada produksi puncak, Banyu Urip memproduksi 165 MBOPD dan terus berkembang hingga mencapai 235 MBOPD dengan tetap mempertahankan operasi yang aman dan andal sehingga menempatkannya menjadi produsen minyak terbesar di Indonesia.
Proyek Pengeboran Gas yang dilakukan oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) di wilayah operasional Proyek Jambaran-Tiung Biru. Foto: Pertamina
Biaya pengembangan Blok Cepu terbilang murah, yaitu USD 4,5 per barel, jika dibandingkan rata-rata industri sebesar USD 15 per barel. Sedangkan, biaya produksi USD 2,9 per barel pada 2019 dan USD 1,9 per barel pada 2020, termasuk salah satu biaya terendah di Indonesia.
Fasilitas Lapangan Banyu Urip saat ini meliputi tiga wellpad dengan 29 sumur produksi dan 16 sumur injeksi, serta 1 sumur produksi di Lapangan Kedung Keris terhubung ke wellpad.
Lapangan Banyu Urip merupakan pengembangan pertama di dalam wilayah kerja Blok Cepu, dengan penemuan cadangan minyak mentah sebanyak 450 juta barel. Temuan tersebut diumumkan pada April 2001 dan saat ini estimated ultimate recovery (EUR) Banyu Urip sudah melebihi dua kali lipat dari POD original dari 450 MBO menjadi 940 MBO.
ADVERTISEMENT
Kontrak Kerja Sama (KKS) Cepu ditandatangani pada 17 September 2005, mencakup wilayah kontrak Cepu di Jawa Tengah dan Jawa Timur. ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Ampolex Cepu Pte Ltd., PT Pertamina EP Cepu, dan empat badan usaha milik daerah yakni PT Sarana Patra Hulu Cepu (Jawa Tengah), PT Asri Dharma Sejahtera (Bojonegoro), PT Blora Patragas Hulu (Blora) dan PT Petrogas Jatim Utama Cendana (Jawa Timur) yang tergabung menjadi kontraktor di bawah KKS Cepu.
ExxonMobil memegang 45 persen dari total saham partisipasi Blok Cepu, sisanya PEPC 45 persen dan BUMD 10 persen. KKS Cepu ini akan berlanjut hingga 2035.