Boeing Yakin Pesawat 737 MAX Bisa Dipercaya Terbang Lagi di Asia

25 Februari 2021 13:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pesawat Boeing 737 MAX yang dilarang terbang terlihat diparkir di Bandara Internasional Grant County di Moses Lake, Washington, AS, Selasa (17/11). Foto: Lindsey Wasson/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pesawat Boeing 737 MAX yang dilarang terbang terlihat diparkir di Bandara Internasional Grant County di Moses Lake, Washington, AS, Selasa (17/11). Foto: Lindsey Wasson/REUTERS
ADVERTISEMENT
Jatuhnya pesawat Lion Air JT610 pada 2018 disusul dengan kejadian serupa pada Ethiopian Airlines lima bulan kemudian membuat otoritas penerbangan Amerika Serikat menjatuhkan sanksi ke Boeing. Pesawat Boeing 737 Max dilarang terbang sementara selama penyelidikan kecelakaan beruntun selesai.
ADVERTISEMENT
Wakil Direktur Pemasaran Komersial Boeing Darren Hulst mengatakan, atas kejadian beberapa tahun lalu itu, perusahaan terus bekerja sama dengan regulator penerbangan agar Boeing 737 MAX bisa dipercaya terbang lagi, terutama di langit Asia.
“Kami terus bekerja sama dengan regulator global dan pelanggan kami untuk mengembalikan 737 MAX ke layanan di seluruh dunia,” kata dalam konferensi pers Commercial Market Outlook Boeing secara virtual, Kamis (25/2).
Keyakinan perusahaan, kata Darren, didorong oleh keputusan sejumlah maskapai di berbagai negara yang sudah mulai mengoperasikan pesawat kembali pesawat jenis ini. Dia juga menegaskan telah memberikan detail modifikasi pesawat ini.
Illustarsi Boeing 737 Max 8. Foto: Dok. Boeing
Menurutnya, regulator yang berhubungan dengan penerbangan di Amerika Serikat, Kanada, Brasil, Eropa, Inggris, dan Uni Emirat Arab termasuk di antara negara yang telah menyetujui kembalinya pesawat jenis ini setelah modifikasi teknis dan pelatihan pilot tambahan.
ADVERTISEMENT
"Sepuluh maskapai penerbangan sekarang mengoperasikan MAX dengan lebih dari 13.500 jam terbang sejak kembali beroperasi," lanjutnya.
Sementara itu, negara-negara di Asia telah menunda persetujuan pengembalian MAX. Padahal, menurut dia, bulan lalu pihaknya bisa mendapatkan persetujuan peraturan global yang tersisa pada paruh pertama 2021.
Melihat ke belakang, China menjadi negara pertama secara global yang melarang MAX dari wilayah udaranya pada 2019 dan belum mengindikasikan kapan akan mencabut larangan tersebut. Lalu disusul negara lainnya termasuk Indonesia.
"Yang paling penting, kami bekerja sama dengan pelanggan kami untuk memastikan dapat memberikan pesan kepada mereka tentang unsur keselamatan pesawat setelah adanya modifikasi pada B737 MAX,” jelas Hulst.
Boeing optimistis pasar penerbangan di Asia dan Asia Tenggara khususnya masih sangat bergairah hingga 20 tahun ke depan. Menurutnya, kawasan ini membutuhkan 4.400 pesawat baru dengan nilai mencapai USD 700 miliar.
ADVERTISEMENT
Pada November tahun lalu, FAA mengizinkan Boeing untuk melanjutkan pengiriman pesawat 737 MAX ke pemesannya dan diperbolehkan membawa penumpang. FAA juga mengizinkan Boeing untuk menunda beberapa perbaikan wajib dan penundaan persyaratan pelatihan tambahan untuk pilot hingga peluncuran kembali Boeing 737 MAX di awal 2021.