Bor 7 Sumur, SKK Migas Pede Produksi Blok Cepu Jadi Terbesar di RI

10 Agustus 2023 17:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara Pengapalan ke-700 Minyak Mentah Blok Cepu Kargo Bagian Pemerintah Indonesia dan BKS PI kepada Pertamina. Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Acara Pengapalan ke-700 Minyak Mentah Blok Cepu Kargo Bagian Pemerintah Indonesia dan BKS PI kepada Pertamina. Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas bumi (SKK Migas) menargetkan ada tambahan 18 ribu barel minyak per hari (BOPD) di Blok Cepu dari pengeboran 7 sumur infill clastic di Lapangan Banyu Urip.
ADVERTISEMENT
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyebutkan saat ini produksi Blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL) berada di kisaran 157 ribu BOPD. Produksi blok ini merupakan kedua terbesar setelah Blok Rokan yang dikelola oleh PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Adapun Blok Rokan kini berada di puncak produksi migas Indonesia dengan capaian 172 ribu barel setara minyak per hari (BOPD), angka tertinggi setelah 2 tahun dialih kelola oleh PT Pertamina (Persero).
"Sekarang itu 157 (BOPD) produksinya dan dengan potensi yang infill sama clastic tadi itu ada kenaikan sekitar 18 ribu, jadi nanti tentu akan kembali nomor satu," ujarnya kepada awak media di City Plaza Jakarta, Kamis (10/8).
Adapun rencana pengeboran di Banyu Urip ini mencakup 5 sumur infill carbonate dan 2 sumur clastic. EMCL resmi menggandeng PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) dalam pengadaan rig pengeborannya.
ADVERTISEMENT
Dwi menuturkan kolaborasi antara EMCL dan PDSI dapat mempercepat pengadaan rig, sehingga jadwal pemboran dapat dimajukan dari yang semula September 2024 menjadi Februari 2024.
"Pengeboran ini merupakan eksekusi dari proyek yang mendapat insentif dari pemerintah dan diestimasikan akan memproduksikan cadangan lebih dari 42 juta barel serta membuktikan cadangan reservoir clastics," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PDSI Rio Dasmanto mengatakan pihaknya menganggarkan belanja modal sekitar USD 32 juta untuk pengadaan 1 rig pengeboran untuk 7 sumur infill clastic di Lapangan Banyu Urip.
"Iya 1 rig untuk 7 sumur, jadi setelah sumur pertama pindah sumur kedua sampai sumur ketujuh selama 1,5 tahun. Jadi tinggal rata-rata 1 sumur dengan moving itu 2 bulan. Kontraktualnya 1,5 tahun, kalau rata-rata per sumur sekitar 2 bulan," tutur Rio.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, PDSI dan EMCL juga sempat melakukan kampanye pengeboran pengembangan Banyu Urip pada tahun 2013-2016 sebanyak 40 sumur baru. Kampanye tersebut merealisasikan produksi 600 juta barel minyak hingga saat ini, melampaui perkiraan awal produksi sebesar 450 juta barel.