Bos KAI soal Pintu LRT Jabodebek Pendek: Beda sama KRL, Ini Kereta Ringan

8 September 2023 12:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga menaiki moda transportasi Light Rail Transit (LRT) Jakarta Bogor Depok Bekasi (Jabodebek), Senin (28/8/2023) sore.
 Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Warga menaiki moda transportasi Light Rail Transit (LRT) Jakarta Bogor Depok Bekasi (Jabodebek), Senin (28/8/2023) sore. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo buka suara terkait keluhan masyarakat terkait pintu masuk LRT Jabodebek yang terlalu pendek, hingga orang yang tingginya di atas 180 cm harus menunduk.
ADVERTISEMENT
Didiek mengatakan desain LRT Jabodebek memang jauh lebih kecil dari KRL commuter line. Moda transportasi tersebut harus lebih ringan karena beroperasi di atas permukaan tanah
"LRT ini beda dengan kereta lain, kan namanya light rail transit, light itu kan ringan ya di atas, memang dimensinya tidak sebesar KRL, lebih agak kecil. Jadi ya namanya ringan," ujarnya kepada awak media di Stasiun Gambir, Jumat (8/9).
Selain itu, dia juga mengungkapkan tinggi pintu LRT Jabodebek ini bukan 160 cm, melainkan hampir mencapai 180 cm.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo di Sarinah, Kamis (25/5/2023). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
"Tapi tetap ya tingginya bukan 160 cm, 176 atau 178 itu ya, ukur langsung deh, bukan 160 cm," tuturnya.
Namun saat ditanya apakah akan ada modifikasi, Didiek tidak membenarkan lebih lanjut, sebab desain LRT sudah diputuskan melalui Keputusan Menteri Perhubungan KP 567 Tahun 2016 tentang Penetapan Kriteria Desain dan Spesifikasi Teknis Pembangunan LRT Terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, salah satu keluhan pintu LRT Jabodebek terlalu pendek disampaikan oleh Tito, penumpang yang naik di hari peresmian moda transportasi tersebut. Tito yang tingginya mencapai 210 sentimeter ini harus menunduk ketika masuk dan keluar LRT.
"Kalau ini sih kayaknya iya (terlalu pendek), tapi kalau saya sendiri sih maklum karena saya sendiri berlebih, ini kayaknya kelewat pendek, (LRT) yang di Kelapa Gading jauh lebih tinggi dari ini," ujarnya kepada kumparan, Senin (28/8).
Manager Publik Relation Divisi LRT Jabodebek, Kuswardoyo, mengakui pintu yang pendek ini disesuaikan dengan ukuran LRT yang kecil, bahkan jauh lebih kecil jika dibandingkan KRL commuter line.
Ia menjelaskan pintu kereta yang dianggap terlalu pendek sudah didesain sebaik mungkin oleh produsen PT INKA dan sudah disesuaikan dengan lebar dan panjang kereta tersebut.
ADVERTISEMENT
"Pintu kereta yang dianggap terlalu pendek sudah didesain sebaik mungkin oleh produsennya PT INKA dan sudah disesuaikan dengan lebar dan panjang kereta tersebut," jelasnya saat dihubungi kumparan, Senin (4/9).