BPJamsostek Akan Pangkas Investasi Saham Bikin IHSG Merah 3 Hari Berturut-turut

31 Maret 2021 19:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pergerakan IHSG Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pergerakan IHSG Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Rencana BPJamsostek atau BPJS Ketenagakerjaan memangkas investasinya di portofolio saham, dinilai ikut berkontribusi pada merahnya penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama tiga hari berturut-turut.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, IHSG pada Rabu (31/3) ditutup anjlok 1,42 persen. Catatan IHSG di posisi merah merupakan hatrick setelah dua hari sebelumnya IHSG juga ditutup di posisi sama. Masing-masing minus 1,55 persen pada Selasa (30/3) dan minus 0,46 pada Senin (29/3).
Head of Research Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, mengatakan hal tersebut bisa saling berkaitan. Artinya rencana BPJamsostek untuk hengkang dari pasar modal, turut jadi penyebab ambruknya IHSG ke level 5.985,52 hari ini.
“Kalau dilihat dari psikologis investor, memang investor melihat hal tersebut. Kerena ketakutannya akan ada rotasi dari bobot portfolio institusi-institusi,” ujar Lanjar kepada kumparan, Rabu (31/3).
Lanjar mengatakan investor institusi biasanya memiliki kecenderungan untuk melakukan maintenance terhadap bobot portofolio mereka. Menurutnya, hal tersebut biasa dilakukan oleh investor institusi di setiap akhir kuartal. Kebiasaan tersebut menurut Lanjar turut jadi perhatian besar bagi investor lain.
Logo BPJAMSOSTEK Foto: Dok. BPJAMSOSTEK
“Jadi investor khawatir saham-saham yang jadi penggerak IHSG sejak akhir tahun lalu itu di-rebalancing dan diganti dengan saham yang secara prospek bagus tapi harganya masih di bawah. Maka terjadilah aksi jual yang cukup besar,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Lanjar juga tidak menampik bahwa ada faktor lain yang membuat investor berbondong-bondong cabut dari pasar modal Indonesia. Salah satunya adalah aksi-aksi teror yang terjadi di sejumlah titik di Indonesia dalam beberapa waktu belakangan.
“Selain itu memang benar ada efek dari BPJS Ketenagakerjaan dan efek dari kasus teror,” ujarnya.
Sementara itu Head of Research MNC Sekuritas, Edwin Sebayang, melihat penurunan IHSG bukan semata-mata karena wacana yang dilontarkan BPJS Ketenagakerjaan. Edwin menilai, IHSG melemah karena sejumlah sentimen lain.
Ilustrasi investasi di pasar saham. Foto: Shutter Stock
“Saya rasa bukan karena BPJS Ketenagakerjaan. Ada beberapa sebab IHSG turun yaitu naiknya yield obligasi AS tenor 10 tahun dan naiknya yield obligasi Indonesia tenor 10 tahun,” ujar Edwin.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, sentimen lain seperti melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan turunnya harga komoditas juga disinyalir ikut menekan IHSG dua hari terakhir ini. Meski demikian Edwin optimistis IHSG akan segera rebound dalam waktu dekat.
“Harusnya besok berkurang tekanan jualnya,” ujar Edwin.
Sebelumnya, Direktur Utama BPJamsostek, Anggoro Eko Cahyo, melihat pasar modal khususnya instrumen berbasis ekuitas sebagai investasi yang mempunyai potensi daya ungkit return. Namun saat ini, kondisi pasar modal banyak dipengaruhi sentimen global, sehingga memicu peningkatan volatilitas.
“Karenanya BPJamsostek mempertimbangkan penyesuaian portofolio investasi yang dilakukan secara bertahap dalam jangka panjang dengan menambah alokasi pada surat utang, baik SBN maupun surat utang korporasi yang memenuhi persyaratan,” ujar Anggoro kepada kumparan, Rabu (31/3). Selain itu dia mengatakan pihaknya juga akan mengoptimalkan investasi langsung salah satunya melalui kerja sama dengan SWF.
ADVERTISEMENT