BPS: Beras Impor Datang, Dampaknya ke Harga Kecil

14 Februari 2018 17:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beras Bulog (Foto: ANTARA FOTO/Rahmad)
zoom-in-whitePerbesar
Beras Bulog (Foto: ANTARA FOTO/Rahmad)
ADVERTISEMENT
Beras impor sudah masuk ke Indonesia pekan ini. Dari 280 ribu ton beras yang dipesan Perum Bulog, 57.000 ton sudah tiba di Pelabuhan Tenau (Nusa Tenggara Timur), Pelabuhan Tanjung Priok (DKI Jakarta), dan Pelabuhan Merak (Banten).
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, kedatangan beras impor beberapa hari ini belum berdampak signifikan pada harga di pasar.
Sebab, beras impor disimpan dulu di Gudang Bulog, tak langsung masuk pasar. Lagipula, jumlah beras yang dimpor relatif tak terlalu banyak. Sebagai pembanding, setiap bulan kebutuhan beras nasional mencapai 2,7 juta ton.
"Sangat tipis sekali ya karena kan persentase kecil dan memang beras itu janjinya untuk disimpan di gudang (sebagai stok). Jadi kalau pun nanti harga beras turun, bukan karena impor," katanya di Kantor BPS, Jakarta, Rabu (14/2).
Dia menuturkan, penurunan harga beras akan terasa ketika panen raya tiba. Dia memprediksi, penurunan harga beras di lapangan akan terjadi pada minggu ketiga Februari ini.
ADVERTISEMENT
"Kan saat ini baru beberapa (daerah) yang sudah panen. Selalu begitu," ucapnya.
Pemerintah menugaskan Bulog untuk impor beras pada Januari lalu lantaran harga jual beras medium di tingkat eceran sangat tinggi, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp 9.450/kg..
Belum lagi, stok beras di Bulog sudah menipis. Saat ini stok beras Bulog hanya sekitar 650 ribu ton alias hanya cukup untuk penyaluran selama 2,5 bulan.