Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik atau BPS tengah melakukan Sensus Penduduk yang ketujuh kalinya, sejak dilakukan pertama kali pada 1961. Sensus Penduduk 2020 (SP2020) kali ini berbeda dengan sensus yang pernah digelar BPS sebelumnya setiap 10 tahun sekali.
ADVERTISEMENT
Pada sensus tahun ini, untuk pertama kalinya BPS melaksanakan Sensus Penduduk Online (SP Online). Adapun SP Online telah dilaksanakan sejak tanggal 15 Feb-29 Mei 2020 lalu. Kepala BPS Suhariyanto mengaku cukup gembira sebab SP Online sukses dilaksanakan.
“Sebanyak 51,4 juta penduduk telah ikut berpartisipasi. Jumlah ini setara dengan hampir 2 kali lipat penduduk Australia, Sungguh, capaian yang sangat menggembirakan mengingat ini adalah SP online pertama di Indonesia. Dalam kesempatan ini, kembali saya ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak dan masyarakat yang telah berkontribusi utuk menyukseskan SP Online,” ungkap Suhariyanto dalam konferensi pers virtual Kick Off SP2020, Senin (31/8).
Meski demikian, rangkaian proses sensus belum selesai sampai di sini. Partisipasi 51,4 juta penduduk dalam SP online tersebut, hanya setara 19 persen dari total penduduk Indonesia. Masih terdapat 81 persen penduduk Indonesia yang harus dicatat keberadaanya.
Untuk itu BPS akan kembali melanjutkan sensus dengan metode pencacahan lapangan yang akan berlangsung pada 1-30 September 2020. Selain mendata penduduk yang belum melakukan SP Online, pencacahan lapangan juga dilakukan untuk memverifikasi data yang sudah masuk dalam SP Online.
ADVERTISEMENT
“Oleh karena itu, SP2020 akan dilanjutkan di bulan September 2020 untuk mencatat kembali keberadaan seluruh penduduk Indonesia, baik yang sudah mengikuti SP Online, maupun yang belum berpartisipasi dalam SP Online oleh Petugas Sensus,” ujarnya.
Mengingat pelaksanaan sensus bertepatan dengan masa pandemi COVID-19 , Suhariyanto pun memastikan semua proses sensus akan dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan. Menurutnya, seluruh petugas sensus diwajibkan melakukan rapid test untuk memastikan kondisi kesehatan petugas sebelum terjun ke lapangan.
Saat terjun ke lapangan, petugas sensus juga wajib menggunakan masker, face shield, sarung tangan, dan hand sanitizer, serta wajib menerapkan physical distancing saat bertemu dengan responden.
Menurut Suhariyanto protokol kesehatan ini penting dilakukan sebab pihaknya sadar betul bahwa keberhasilan pelaksanaan sensus sangat bergantung kepada para petugas dan masyarakat sebagai responden. Suhariyanto pun berharap masyarakat dapat menerima petugas, tanpa harus takut akan terpapar virus COVID-19 dari petugas yang datang untuk mendata.
ADVERTISEMENT
“Oleh karena itu, saya berharap agar masyarakat tidak perlu khawatir untuk menerima kedatangan petugas sensus di rumah, serta dapat membantu untuk memberikan informasi yang jujur dan benar,” tandasnya.