BPS Catat Inflasi April 2025 1,95 Persen

2 Mei 2025 9:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Kamis (2/1). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Kamis (2/1). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) di April 2025 menunjukkan inflasi sebesar 1,17 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Sementara secara tahunan (yoy), menunjukkan tingkat inflasi sebesar 1,95 persen.
ADVERTISEMENT
“Inflasi April 2025 lebih rendah dibanding bulan sebelumnya, namun lebih tinggi dibandingkan April 2024,” kata Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini di Kantor Pusat BPS, Jumat (2/5).
Pudji mengatakan, tingkat inflasi tahun kalender per April 2025 sebesar 1,56 persen. Penyumbang inflasi bulanan terbesar utama pada bulan April ini berasal kelompok tarif listrik dengan andil inflasi 0,98 persen.
Komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 5,21 persen, dengan andil inflasi 0,98 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah tarif listrik, tarif angkutan udara, dan tarif kereta api.
Kemudian, komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 0,04 persen, dengan andil deflasi 0,01 persen. Dengan komoditas penyumbang adalah cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras, wortel, dan jagung manis.
ADVERTISEMENT
“Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,31 persen dengan andil inflasi sebesar 0,20 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen inti adalah emas perhiasan dan mobil,” ungkapnya.
Pudji mencatat 37 provinsi di Indonesia mengalami inflasi, sementara satu provinsi mengalir deflasi. Adapun total provinsi Indonesia saat ini ada 38 provinsi.
“Inflasi tertinggi terjadi di Sumatera Barat sebesar sebesar 1,77 persen. Sementara deflasi terjadi di Papua Pegunungan sebesar 0,90 persen,” pungkasnya.