BPS Catat Neraca Dagang RI Surplus USD 2,93 Miliar di Mei 2024

19 Juni 2024 11:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana aktivitas Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Suasana aktivitas Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 kembali surplus. Sepanjang Mei, neraca perdagangan surplus USD 2,93 miliar.
ADVERTISEMENT
"Pada Mei 2024 neraca perdagangan masih mencatatkan surplus sebesar USD 2,93 miliar. Jadi kalau kita lihat tren ke belakang, neraca perdagangan Indonesia ini surplus selama 49 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Rabu (19/6).
Adapun surplus neraca perdagangan pada Mei 2024 tercatat lebih besar dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar USD 2,72 miliar dan bulan yang sama tahun lalu sebesar USD 430 juta.
Ekspor
Habibullah menjelaskan nilai ekspor Indonesia pada periode Mei tercatat senilai USD 22,33 miliar atau naik 13,82 persen dibandingkan April 2024. Sedangkan secara year on year ekspor Indonesia turun 2,86 persen dibanding bulan Mei 2023 sebesar USD 21,71 miliar.
ADVERTISEMENT
"Total nilai ekspor mengalami peningkatan secara bulanan maupun secara tahunan," ungkapnya.
Nilai ekspor migas pada Mei 2024 mencapai USD 1,42 miliar, naik 5,12 persen dibanding April 2024 senilai USD 1,35 miliar. Sementara nilai ekspor non migas selama Mei 2024 tercatat USD 20,91 miliar, naik 14,46 persen dibandingkan April 2024 yang tercatat USD 18,27 miliar.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah dalam konferensi pers di Gedung BPS, Rabu (16/2/2023). Foto: Dok. BPS
Sedangkan jika dilihat secara tahunan, ekspor migas turun dari USD 1,42 miliar pada Mei 2023 menjadi USD 1,31 miliar di Mei 2024. Kemudian nilai ekspor non migas secara tahunan tercatat turun dari USD 20,40 miliar di Mei 2023 menjadi USD 20,91 miliar di Mei 2024.
Adapun secara kumulatif, total nilai ekspor sepanjang Januari-Mei mengalami penurunan sebesar 3,52 persen secara tahunan. Pada Januari-Mei 2024 total ekspor tercatat sebesar USD 104,25 miliar sementara pada Januari-Mei 2023 tercatat USD 108,05 miliar. Penurunan terbesar terjadi pada pertambangan dan lainnya sebesar 3,26 persen.
ADVERTISEMENT
“Andil utama penurunan nilai ekspor disumbang oleh sektor pertambangan dan lainnya sebesar minus 3,26 persen,” ungkapnya.
Impor
Habibullah mengungkapkan, total nilai impor mengalami kenaikan. Nilai impor Indonesia pada Mei 2024 mencapai USD 19,40 miliar atau naik 14,82 persen dibanding April 2024 yang tercatat USD 16,90 miliar. Sedangkan jika dibandingkan Mei 2023, kinerja impor bulan ini tercatat turun sebesar 8,83 persen.
Nilai impor migas selama Mei 2024 tercatat USD 2,75 miliar turun 7,91 persen dibanding April 2024 sebesar USD 2,98 miliar. Kemudian untuk impor non migas pada Mei 2024 senilai USD 16,65 miliar naik 19,70 persen dibandingkan April 2024 yang tercatat USD 13,91 miliar.
Secara year on year, impor migas turun dari USD 3,14 miliar pada Mei 2023 menjadi USD 2,75 miliar pada Mei 2024. Sementara impor non migas secara yoy turun dari USD 18,14 miliar pada Mei 2023 menjadi USD 16,65 miliar pada Mei 2024.
ADVERTISEMENT
Adapun secara kumulatif, total nilai impor Indonesia periode Januari-Mei 2024 mengalami penurunan sebesar 0,42 persen secara tahunan. Pada Januari-Mei 2024 impor tercatat sebesar USD 91,19 miliar, sementara pada Januari-Mei 2023 nilai impor tercatat USD 91,58 miliar.
"Total nilai impor sepanjang Januari hingga Mei 2024 mengalami penurunan sebesar 0,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Andil utama penurunan nilai impor tersebut disumbang oleh kelompok bahan baku atau penolong sebesar minus 1,07 persen," kata Habibullah.