BPS: Ekonomi RI Tumbuh Melambat 5,05 Persen di Kuartal II 2024

5 Agustus 2024 11:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
zoom-in-whitePerbesar
Suasana gedung-gedung bertingkat di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2024 mencapai 5,05 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu 5,17 persen, juga melambat dibandingkan kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen.
ADVERTISEMENT
Sementara secara kuartalan, ekonomi Indonesia tumbuh 3,79 persen quarter to quarter (qtq) dan secara semesteran tumbuh 5,08 persen.
"Pertumbuhan ekonomi ini ditopang aktivitas ekonomi domestika yang kuat," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik, Moh Edy Mahmud, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (5/8).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2024 diperkirakan tetap tumbuh di atas 5 persen yoy, melanjutkan kinerja triwulan I 2024 yang tumbuh sebesar 5,11 persen yoy.
Pertumbuhan ini didukung oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Ekspor barang diperkirakan meningkat, didorong ekspor produk manufaktur dan pertambangan, terutama ke negara mitra dagang utama seperti India dan Tiongkok.
"Ke depan, peningkatan aktivitas perekonomian domestik diperkirakan berlanjut hingga akhir tahun 2024. Kebijakan belanja pemerintah untuk menjaga stabilitas harga dan Program Perlindungan Sosial (Perlinsos) untuk masyarakat rentan diharapkan mendorong laju pertumbuhan konsumsi masyarakat," ujarnya saat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) kuartal II 2024, Jumat (2/8).
ADVERTISEMENT
Selain itu, aktivitas penyelenggaraan Pilkada serentak pada bulan November 2024 diperkirakan juga memberikan dampak positif bagi aktivitas konsumsi. Investasi diperkirakan menguat sejalan dengan penyelesaian target pembangunan infrastruktur dan investasi sektor swasta.
Sementara dari sisi produksi, aktivitas perekonomian masih ditopang sektor manufaktur, konstruksi, dan perdagangan yang diperkirakan tetap kuat seiring dengan peningkatan nilai tambah dan output produksi didukung oleh keberlanjutan hilirisasi.