BPS: Industri Manufaktur Besar Melambat Jadi 4,35 Persen di Kuartal II

1 November 2019 12:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi produksi di pabrik. Foto: Nikkei
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi produksi di pabrik. Foto: Nikkei
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan industri manufaktur besar dan sedang hanya tumbuh 4,35 persen di kuartal III 2019. Realisasi ini melambat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,04 persen.
ADVERTISEMENT
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, melambatnya manufaktur besar dan sedang tersebut dipengaruhi kondisi ekonomi global. Selain itu, harga komoditas yang berfluktuasi juga turut menekan industri manufaktur.
"Perekonomian memang tidak mudah, ekonomi global melemah, masih ada perang dagang, harga komoditas fluktuatif, dan itu semua akan berpengaruh ke manufaktur," ujar Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Jumat (1/11).
Dari sepuluh industri manufaktur besar dan sedang, enam industri mengalami penurunan. Industri barang logam bukan mesin dan peralatannya mengalami penurunan paling dalam, yakni 22,95 persen secara tahunan (yoy). Disusul oleh industri karet, barang dari karet, dan plastik yang turun 16,63 persen (yoy).
Selain itu, industri pengolahan tembakau juga turun 12,73 persen (yoy), begitu juga dengan industri kendaraan bermotor, trailer, dan semi trailer yang turun 12,32 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Industri barang galian bukan logam turun 10,23 persen (yoy). Terakhir, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia yang turun 0,04 persen (yoy).
Meski demikian, sejumlah industri masih menunjukkan pertumbuhan yang positif selama kuartal III 2019. Industri yang paling pesat pertumbuhannya yakni industri percetakan dan reproduksi media rekaman, tubuh 19,59 persen (yoy). Disusul oleh industri makanan yang tumbuh 5,13 persen (yoy).
Industri logam dasar berhasil tumbuh 4,09 persen (yoy) dan industri kertas dan barang dari kertas tumbuh 1,75 persen (yoy).
"Untuk industri yang paling tertekan kita lihat ada industri barang logam bukan mesin dan peralatannya. Ini industri yang turun perlu mendapat perhatian lebih lanjut," jelasnya.
BPS konpers indeks harga konsumen (IHK) Oktober 2019 di Kantor BPS, Jumat (1/11/2019). Foto: Nicha Muslimawati/kumparan
Namun demikian, selama kuartal III 2019 industri manufaktur mikro dan kecil justru tumbuh signifikan, mencapai 6,19 persen. Angka ini naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya tumbuh 3,88 persen.
ADVERTISEMENT
Secara rinci, hanya industri peralatan listrik yang mengalami penurunan 32,88 persen (yoy). Sementara sisanya tumbuh positif.
Industri makanan tumbuh 9,29 persen (yoy), industri pakaian jadi tumbuh 3,67 persen (yoy), serta industri kayu tumbuh 3,61 persen (yoy).
Selain itu, industri furnitur tumbuh 5,51 persen (yoy), industri barang logam dan bukan mesin peralatannya tumbuh 9,79 persen (yoy).
Industri percetakan dan reproduksi media rekaman 16,23 persen (yoy), serta industri pengolahan tembakau yang tumbuh 9,68 persen (yoy).