BPS: Inflasi 2023 Capai 2,61 Persen

2 Januari 2024 11:26 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang melayani pembeli cabai merah di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (13/7/2022). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang melayani pembeli cabai merah di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (13/7/2022). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan indeks harga konsumen (IHK) di Desember 2023 menunjukkan inflasi sebesar 0,41 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Sementara secara tahunan atau year on year (yoy), menunjukkan inflasi hingga 2,61 persen.
ADVERTISEMENT
"Perkembangan inflasi secara bulanan atau month to month pada Desember 2023 terjadi inflasi sebesar 0,41 persen secara bulanan atau peningkatan Indeks Harga Konsumen dari 116,08 pada November 2023 menjadi 116,56 pada Desember 2023," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti di Kantor Pusat BPS, Selasa (2/1).
Amalia mengatakan, tingkat inflasi tahun kalender atau Desember 2022 ke Desember 2023 sama dengan inflasi tahunan (full year), yakni sebesar 2,61 persen. Angka ini sesuai dengan range target inflasi yang ditetapkan Bank Indonesia yang sebesar 3 plus minus 1 persen selama 2023.
Penyumbang inflasi utama pada bulan Desember 2023 berasal kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 1,07 persen.
"Dalam grafik terlihat tingkat inflasi bulanan Desember 2023 adalah tertinggi sepanjang tahun 2023 dan kelompok pengeluaran penyumbang terbesar adalah makanan minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,07 p dan andil inflasi 0,29 persen," jelas Amalia.
ADVERTISEMENT
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (2/10/2023). Foto: Dok. BPS
Adapun komoditas penyumbang utama inflasi adalah cabai merah dengan andil inflasi 0,06 persen, bawang merah dengan andil inflasi 0,04 persen, tomat dengan andil inflasi 0,03 persen, cabai rawit dengan andil inflasi 0,02 persen, beras dengan andil inflasi 0,02 persen, serta telur ayam ras dengan andil inflasi 0,02 persen.
Selain itu, terdapat komoditas di luar kelompok makan minum dan tembakau yang memberikan andil signifikan terhadap inflasi bulanan yaitu tarif angkutan udara dengan andil 0,05 persen, emas perhiasan dengan andil 0,02 persen, serta komoditas rekreasi dengan andil sebesar 0,01 persen.
Amalia menuturkan, sebanyak 85 dari 90 kota IHK mengalami inflasi, 33 kota di antaranya alami inflasi lebih tinggi dari inflasi nasional, dan 5 kota lainnya mengalami deflasi yang seluruhnya berada di wilayah Pulau Sumatera
ADVERTISEMENT
Pertama di Pulau Sumatera inflasi tertinggi di medan 0,60 persen, deflasi terdalam di Meulaboh 0,67 persen. Lalu inflasi tertinggi di Pulau Jawa yaitu Sumenep sebesar 0,71 persen dan terendah di Kudus sebesar 0,15 persen.
Kemudian, di Balinusra inflasi tertinggi terjadi di Maumere 0,61 persen dan terendah di Mataram 0,29 persen. Di wilayah Kalimantan tertinggi di Pontianak 0,66 persen dan terendah di Banjarmasin 0,12 persen. Sementara di Sulawesi inflasi tertinggi di Gorontalo 1,32 persen dan terendah di Palu 0,13 persen.
"Di kepulauan Maluku dan Papua tertinggi di Ternate sebesar 1,64 persen dan inflasi terendah di Sorong sebesar 0,23 persen," pungkas Amalia.