Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sedangkan tingkat inflasi tahun kalender maupun tahunan selama 2021 tercatat sebesar 1,87 persen (yoy). Tingkat inflasi ini juga meningkat dari tahun 2020 yang mencapai 1,68 persen (yoy) atau level terendah sepanjang masa.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, dari 90 kota yang dipantau oleh BPS, sebanyak 88 kota mengalami inflasi. Sementara dua kota mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura, terjadi inflasi sebesar 1,91 persen. Dan terendah di Pekanbaru sebesar 0,07 persen," ujar Margo dalam virtual conference, Senin (3/1).
Sementara deflasi tertinggi terjadi di Dumai dengan angka 0,13 persen, serta terendah di Bukittinggi yang tercatat sebesar 0,04 persen.
Komoditas penyumbang inflasi di Jayapura yakni transportasi udara dengan sumbangsih sebesar 0,94 persen. Disusul kemudian harga ikan ekor kuning sebesar 0,29 persen dan ikan ambu-ambu sebesar 0,14 persen.
Deflasi di Dumai dipengaruhi oleh cabai merah sebesar 0,33 persen, lalu ikan serai 0,06 persen, serta tomat sebesar 0,02 persen.
ADVERTISEMENT
"Dari bulan ke bulan, inflasi yang ada di bulan Desember ini adalah inflasi yang tertinggi selama dua tahun terakhir," jelas Margo.
Sedangkan secara year on year (yoy), inflasi di Desember 2021 tercatat sebagai yang tertinggi sepanjang 2021. Bahkan merupakan yang tertinggi sejak Juli 2020.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, andil terbesar berasal dari makanan, minuman dan kelompok tembakau yang menyumbang 0,41 persen. Selanjutnya, kelompok pengeluaran transportasi memberikan andil sebesar 0,07 persen.
Penyebab inflasi di kelompok makanan, minuman dan tembakau, komoditas paling dominan yakni cabai rawit sebesar 0,11 persen. Kemudian minyak goreng sebesar 0,08 persen dan telur ayam ras 0,05 persen. Adapun pada kelompok transportasi, disebabkan tarif angkutan udara dengan andil 0,06 persen.
ADVERTISEMENT
Sementara bila dilihat dari komponen, andil terbesar inflasi berasal dari komponen harga bergejolak sebesar 0,38 persen. Dengan komoditas penyebabnya yakni cabai rawit, minyak goreng, telur ayam, daging ayam, serta cabai merah.
Kemudian, komponen inti menyumbang sebesar 0,11 persen. Dengan komoditas utama kenaikan harga ikan segar serta sabun deterjen bubuk dan cair. Terakhir, komponen diatur pemerintah memberikan andil sebesar 0,08 persen.
"Secara yoy, perkembangan tingkat inflasi inti sejak September menunjukkan adanya peningkatan. Untuk kelompok inflasi inti ini juga menggambarkan adanya perbaikan daya beli masyarakat," ujar Margo Yuwono.