BPS: Masih Ada 7,2 Juta Orang Pengangguran di RI per Februari 2024

6 Mei 2024 13:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pencari kerja memadati arena Job Fair Dinas Tenaga Kerja (Disnaker). Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
zoom-in-whitePerbesar
Para pencari kerja memadati arena Job Fair Dinas Tenaga Kerja (Disnaker). Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran RI turun menjadi 7,20 juta orang per Februari 2024. Angka ini setara dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,82 persen.
ADVERTISEMENT
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, jumlah orang yang menganggur ini tercatat lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebanyak 7,99 juta orang.
"Pada Februari 2024 terdapat 7,20 juta pengangguran, atau setara dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,82 persen," kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (6/5).
Amalia mengungkapkan, penurunan tingkat pengangguran terbuka ini terjadi baik pada penduduk laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan data BPS, pada Februari 2024 TPT perempuan sebesar 4,60 persen dan laki-laki 4,96 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan Februari 2023 yakni TPT perempuan sebesar 4,86 persen, serta laki-laki 5,83 persen.
"Penurunan tingkat pengangguran terbuka ini konsisten terjadi baik pada penduduk laki-laki maupun perempuan, dan juga di wilayah perkotaan maupun pedesaan seluruhnya sudah lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi atau di bulan Februari 2020," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, dibandingkan Februari 2023 seluruh lapangan usaha mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja. Terbanyak adalah pertanian, perdagangan, dan industri pengolahan.
Dalam satu tahun terakhir, tiga lapangan usaha tersebut dapat menyerap masing-masing sekitar 0,03 juta, 0,85 juta, dan 0,05 juta tenaga kerja.
"Dalam setahun terakhir lapangan usaha yang menyerap tenaga kerja terbanyak adalah akomodasi makanan minuman. Kemudian perdagangan dan administrasi pemerintahan yang masing-masing mampu menyerap sekitar 0,96 juta, 0,85 juta, dan 0,76 juta tenaga kerja," tandasnya.