BPS: Neraca Perdagangan RI Surplus USD 2,44 Miliar di September 2020

15 Oktober 2020 11:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas di Terminal 3 Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan selama September 2020 surplus USD 2,44 miliar. Angka ini lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya yang surplus USD 2,35 miliar atau periode September 2019 yang defisit USD 183,3 juta.
ADVERTISEMENT
Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan selama lima bulan berturut-turut sejak bulan Mei, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus.
"Surplus di bulan September ini lebih besar dari bulan Agustus lalu atau September 2019," ujar Kepala BPS, Suhariyanto, dalam video conference, Kamis (15/10).

Ekspor

Nilai ekspor selama bulan lalu tercatat USD 14,01 miliar, naik 6,97 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm), namun turun 0,51 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).
Ekspor migas mencapai USD 700 juta, turun 12,44 persen (yoy). Sedangkan ekspor nonmigas mencapai USD 13,31 miliar atau naik tipis 0,21 persen (yoy).
Berdasarkan sektornya, ekspor pertanian dan industri pengolahan mengalami kenaikan secara bulanan maupun tahunan. Ekspor pertanian mencapai USD 410 juta, naik 20,84 persen (mtm) dan naik 16,22 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Komoditas yang mengalami kenaikan secara bulanan di antaranya produk hortikultura, sayuran, buah-buahan, kopi, lada, dan udang hasil tangkap. Sedangkan yang naik secara tahunan di antaranya sarang burung, udang hasil tangkap, cengkih, dan lada hitam.
Ekspor industri pengolahan sebesar USD 11,56 miliar, naik 7,37 persen (mtm) dan naik 6,61 persen (yoy). Sedangkan ekspor industri pertambangan dan lainnya mencapai USD 1,33 miliar atau turun 4,10 persen (mtm) dan anjlok 35,97 persen (yoy).
Selama September 2020, China, India, dan Jepang menjadi negara tujuan ekspor RI yang mengalami kenaikan tertinggi, masing-masing kenaikannya mencapai USD 163,3 juta; USD 120,6 juta; dan USD 79,6 juta.
Sedangkan ekspor Indonesia ke Swiss, Hong Kong, dan Inggris mengalami penurunan. Masing-masing penurunannya mencapai USD 87,1 juta, USD 42,2 juta, dan USD 27,7 juta.
ADVERTISEMENT
Secara kumulatif Januari-September 2020, total ekspor RI mencapai USD 117,19 miliar, turun 5,81 persen (yoy).
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/11/2019). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Impor
Selama September 2020, impor tercatat sebesar USD 11,57 miliar, naik 7,71 persen (mtm), namun turun 18,88 persen (yoy).
Impor migas mencapai USD 1,17 miliar, turun 26,31 persen (yoy). Sementara impor nonmigas sebesar USD 10,40 miliar, turun 17,94 persen (yoy).
Berdasarkan penggunaan barangnya, impor konsumsi mencapai USD 1,12 miliar, turun 6,12 persen (mtm) dan turun 20,38 persen (yoy).
Impor bahan baku penolong mencapai USD 8,32 miliar, meningkat 7,32 persen (mtm), namun turun 18,96 persen (yoy). Sementara impor barang modal mencapai USD 2,13 miliar, naik 19,01 persen (mtm) dan turun 17,72 persen (yoy).
Selama bulan lalu, impor dari Jepang, Korea, dan China mengalami kenaikan, masing-masing sebesar USD 208,3 juta, USD 150,5 juta, dan USD 148,6 juta.
ADVERTISEMENT
Sementara impor dari Hong Kong, Republik Cheska, dan Malaysia mengalami penurunan masing-masing USD 97,6 juta, USD 42,2 juta, dan USD 38,3 juta.
Secara kumulatif Januari-September 2020, impor mencapai USD 103,68 miliar, turun 18,15 persen (yoy).