Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
BPS: Pembangunan Teknologi Informasi di Indonesia Makin Maju
18 Agustus 2021 18:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) Indonesia 2020 mencapai 5,59. Indeks ini meningkat dibanding IP-TIK 2019 yang tercatat sebesar 5,32.
ADVERTISEMENT
IP-TIK merupakan suatu ukuran standar yang dapat menggambarkan tingkat pembangunan teknologi informasi dan komunikasi suatu wilayah, kesenjangan digital, serta potensi pengembangan TIK.
IP-TIK terdiri dari 3 subindeks, yaitu subindeks akses dan infrastruktur, subindeks penggunaan, dan subindeks keahlian. Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan peningkatan IP-TIK 2020 ini didorong oleh kenaikan ketiga subindeks tersebut.
“Ketiga subindeks IP-TIK memiliki pola yang sama pada 2019 dan 2020, dengan nilai tertinggi adalah subindeks keahlian, diikuti subindeks akses dan infrastruktur, dan terakhir subindeks penggunaan,” ujar Margo dalam konferensi pers virtual, Rabu (18/8).
Dengan skala 0–10, di 2020 subindeks keahlian mencapai skala 5,92, sementara subindeks akses dan infrastruktur mencapai 5,67, dan subindeks penggunaan mencapai 5,34. Skala IP-TIK ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai indeks menunjukkan pembangunan TIK suatu wilayah semakin pesat, demikian pula sebaliknya, semakin rendah nilai indeks menunjukkan pembangunan TIK di suatu wilayah relatif masih lambat.
ADVERTISEMENT
Apabila dirinci, ketiga subindeks tersebut terdiri dari 11 indikator. Selama 2019–2020, pencapaian untuk setiap indikator penyusun IP-TIK tercatat berbeda. Dari skala 0-10, ada beberapa indikator yang capaian mencapai di atas 8. Beberapa indikator tersebut yaitu pelanggan telepon seluler per 100 penduduk, bandwidth internet internasional per pengguna (bit/s), pelanggan mobile broadband internet aktif per 100 penduduk, dan Angka Partisipasi Kasar Sekunder.
Sedangkan capaian indikator yang relatif rendah yaitu pelanggan telepon tetap per 100 penduduk, pelanggan fix broadband internet per 100 penduduk, dan persentase rumah tangga dengan komputer.
Untuk melihat posisi pembangunan TIK antarprovinsi, nilai IP-TIK dibagi menjadi empat kategori, yaitu tinggi (7,51–10,00), sedang (5,01–7,50), rendah (2,51–5,00), dan sangat rendah (0,00–2,50). Pada 2019–2020, seluruh provinsi di Indonesia masuk dalam kategori sedang dan rendah, dengan mayoritas berkategori sedang.
ADVERTISEMENT
Terdapat tujuh provinsi yang mengalami pergeseran kategori dari rendah pada 2019 menjadi sedang pada 2020. Pergeseran ini menggambarkan adanya perbaikan pembangunan TIK di Indonesia, khususnya di Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku.
Namun demikian, kesenjangan pembangunan TIK cenderung mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan semakin lebarnya jarak antara IP-TIK tertinggi dan terendah. Dalam dua tahun terakhir, DKI Jakarta merupakan provinsi dengan IP-TIK tertinggi dan Papua merupakan provinsi dengan IP-TIK terendah. Pada 2019, jarak antara IP-TIK tertinggi dan terendah adalah 3,98. Namun jarak ini semakin lebar di 2020 menjadi 4,11.