BPS: Produksi Beras Turun 0,14 Juta Ton Sepanjang 2021

1 Maret 2022 15:44 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi beras. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi beras. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi produksi padi dan beras selama tahun 2021 menurun dibandingkan tahun 2020. Untuk produksi beras di tahun 2021 tercatat sebesar 31,36 juta ton, turun 0,14 juta ton atau 0,45 persen secara tahunan (yoy).
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, mengatakan realisasi produksi beras di tahun 2020 sebesar 31,50 juta ton. Penurunan ini disebabkan adanya penurunan produksi padi di tahun 2021.
"Produksi padi dalam kualitas gabah kering giling atau GKG pada tahun 2021 angka tetap kita mencapai 54,42 juta ton, mengalami penurunan 0,23 juta ton atau 0,43 persen dibandingkan tahun 2020 sebesar 54,65 juta ton," ujarnya saat Rilis BPS, Selasa (1/3).
Penurunan produksi baik beras maupun padi ini, jelas Setianto, seiring dengan penurunan luas panen di tahun 2021. Luas panen padi di tahun 2021 mencapai 10,41 juta hektar, turun 245,47 ribu hektar atau 2,30 persen dibandingkan luas panen padi di 2020 sebesar 10,66 juta hektar.
ADVERTISEMENT
Setianto memaparkan ada beberapa penyebab turunnya luas panen padi ini. Pertama, terjadi kemarau di Agustus dan September 2021 lalu yang menyebabkan kekeringan dan luas panen padi pun jauh lebih rendah dibandingkan bulan yang sama di tahun 2020.
"Penyebab kedua adalah peralihan ke tanaman lain selain padi di Agustus dan September 2021, karena adanya kemarau terjadi kekurangan air," jelasnya.
Buruh tani menyiapkan benih padi sebelum ditanam di area persawahan Bontoramba, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (16/12/2021). Foto: Arnas Padda/ANTARA FOTO
Selanjutnya adalah penurunan di beberapa daerah sentra produksi karena bencana atau musibah, antara lain banjir yang terjadi di awal tahun, kemudian erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur, dan serangan hama di beberapa tempat.
"Faktor lain yaitu intensitas curah hujan yang cukup tinggi di akhir tahun 2021, sehingga berdampak terhadap luas panen sepanjang Oktober 2021," imbuh Setianto.
ADVERTISEMENT
Dia memperkirakan, berdasarkan survei Kerangka Sampel Area (KSA), potensi luas panen padi sepanjang subround I di Januari-April 2022 mencapai 4,81 juta hektar, naik sebesar 0,38 juta hektar atau 8,58 persen dibandingkan realisasi luas panen subround I 2021 sebesar 4,43 juta hektar.
Petani mengangkut gabah seusai panen dengan mesin panen padi di areal pesawahan Sungai Lareh, Padang, Sumatera Barat. Foto: Iggoy el Fitra/ANTARA FOTO
Selain itu, Setianto mengungkapkan perkiraan potensi produksi padi untuk subround I 2022 ini sebesar 25,40 juta ton, meningkat 1,82 juta ton atau 7,70 persen dibandingkan subround I 2021 sebesar 23,58 juta ton.
"Selanjutnya potensi produksi beras pada subround I 2022, kami perkirakan sebesar 14,63 juta ton atau meningkat 1,05 juta ton, secara persentase 7,70 persen dibanding subround I 2021 sebesar 13,58 juta ton," tutur Setianto.
Harga Beras dan Gabah Turun di Februari 2022
ADVERTISEMENT
Setianto menjelaskan ada perubahan rata-rata harga gabah dan beras di Februari 2022. Secara bulanan, harga gabah kering panen tingkat petani di Februari 2022 Rp 4.849 per kg atau turun 3,2 persen dari Januari 2022.
"Sementara itu, harga rata-rata beras di penggilingan juga turun di Februari 2022 menjadi Rp 9.538 per kg atau turun 0,18 persen secara bulanan," lanjutnya.
Adapun rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp 9.827,00 per kg, sedangkan beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp 9.359,00 per kg, dan rata-rata harga beras luar kualitas di penggilingan sebesar Rp 9.062,00 per kg.
Dibandingkan dengan Februari 2021, rata-rata harga beras di penggilingan pada Februari 2022 untuk kualitas premium naik sebesar 0,56 persen. Sedangkan untuk kualitas medium dan luar kualitas masing-masing turun sebesar 0,30 persen dan 0,92 persen.
ADVERTISEMENT