BPS Sebut Pertumbuhan Ekonomi Biasanya Melambat pada Kuartal III
5 November 2025 14:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
BPS Sebut Pertumbuhan Ekonomi Biasanya Melambat pada Kuartal III
BPS mengungkapkan tren pertumbuhan ekonomi Indonesia biasanya melambat di kuartal III, meski secara tahunan tetap menunjukkan arah perbaikan.kumparanBISNIS

ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2025 sebesar 5,04 persen secara tahunan (year on year/yoy).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data BPS, tren pertumbuhan ekonomi pada kuartal III cenderung melambat. Pada kuartal III 2023, misalnya, ekonomi tumbuh 4,94 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan kuartal II 2023 yang mencapai 5,17 persen.
Pada kuartal III 2024 juga melambat menjadi 4,95 persen dari 5,05 persen pada kuartal II. Pola serupa terjadi pada 2025, dengan pertumbuhan 5,04 persen dibandingkan 5,12 persen pada kuartal sebelumnya.
“Pertumbuhan ekonomi secara q-to-q (quarter to quarter) sebesar 1,43 persen ini sejalan dengan pola musiman yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, di mana pertumbuhan q-to-q di triwulan III selalu lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II,” ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Rabu (5/11).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, kinerja ekonomi kuartal III 2025 lebih tinggi dibandingkan kuartal III 2024 yang tumbuh 4,95 persen. BPS menegaskan, secara tahunan arah pertumbuhan tetap menunjukkan perbaikan.
Perekonomian RI yang diukur berdasarkan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 6.060 triliun pada kuartal III 2025, sementara berdasarkan harga konstan mencapai Rp 3.448 triliun.
Ditemui terpisah, Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III merupakan pola musiman yang wajar terjadi setiap tahun.
Menurutnya, pada periode ini tidak terdapat banyak momentum konsumsi besar seperti libur panjang keagamaan yang biasanya terjadi di kuartal II.
Amalia menegaskan, pelemahan konsumsi rumah tangga pada kuartal III bukan disebabkan turunnya daya beli masyarakat, melainkan faktor musiman.
ADVERTISEMENT
“Kalau di kuartal II banyak libur panjang seperti Idulfitri dan Iduladha yang membuat masyarakat banyak berbelanja dan bepergian. Jadi, perbedaan ini lebih karena siklus musim, bukan karena daya beli yang menurun,” ujarnya di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/11).
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III merupakan pola musiman yang lazim terjadi setiap tahun.
Setelah lonjakan aktivitas konsumsi dan belanja pemerintah pada paruh pertama tahun, laju ekonomi cenderung menurun sementara sebelum kembali meningkat di kuartal IV.
Menurutnya, pola serupa juga terlihat pada data tahun-tahun sebelumnya, sehingga capaian pertumbuhan 5,04 persen pada kuartal III 2025 tetap tergolong solid di tengah tekanan global.
ADVERTISEMENT
“Kuartal III rata-rata pertumbuhannya memang lebih rendah dari kuartal sebelumnya, tapi angka 5,04 itu masih baik karena kita bisa bertahan di level 5 persen,” kata Airlangga.
