Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi selama bulan April 2021 mencapai 0,13 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan 1,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
ADVERTISEMENT
Laju inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya atau Maret 2021 yang sebesar 0,08 persen (mtm) maupun April 2020 yang sebesar 0,08 persen (mtm).
“Kami melihat inflasi 0,13 persen (mtm) dan 1,42 persen (yoy). Secara tahun kalender Januari-April 2021 sebesar 0,58 persen (ytd),” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto saat konferensi pers virtual, Senin (3-5).
Berdasarkan indeks harga konsumen, dari 90 kota yang dipantau BPS, 72 kota mengalami inflasi dan 18 kota mengalami deflasi.
Inflasi paling tinggi di bulan lalu terjadi di Kotamubagu sebesar 1,31 persen. Sementara inflasi terendah berada di Yogyakarta sebesar 0,01 persen.
Adapun deflasi tertinggi berada di Jayapura sebesar 1,26 persen dan deflasi terendah berada di Tanjung Pandan 0,02 persen.
ADVERTISEMENT
Dari kelompok pengeluarannya, inflasi selama April 2021 didorong oleh kenaikan harga pangan, utamanya daging ayam ras dengan andil terhadap inflasi umum sebesar 0,06 persen. Selanjutnya minyak goreng, jeruk, emas perhiasan, anggur, pepaya, rokok kretek, hingga ikan segar memiliki andil 0,01 persen terhadap inflasi.
Meski demikian, ada juga kelompok yang memiliki andil deflasi. Di antaranya yaitu cabai rawit dengan andil minus 0,05 persen, cabai merah dan bawang merah masing-masing minus 0,02 persen.
“Beras, ayam, kangkung masing-masing andilnya minus 0,01 persen,” tambahnya.