BPS Ungkap Inflasi 1,57 Persen di 2024 Terendah Sepanjang Sejarah

2 Januari 2025 13:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Kamis (2/1). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Kamis (2/1). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sepanjang 2024 sebesar 1,57 persen. Angka ini merupakan yang terendah dalam sejarah perhitungan inflasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
”Inflasi 2024 sebesar 1,57 persen adalah inflasi terendah selama ini atau sejak dilakukannya perhitungan inflasi oleh BPS,” kata Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, di Kantor Pusat BPS, Kamis (2/1).
Pudji mengatakan, inflasi 2024 merupakan yang terendah sejak perhitungan inflasi pertama di tahun 1958. Namun, saat itu perhitungan inflasi masih terbatas di wilayah Jakarta saja.
Berdasarkan catatan kumparan, Indonesia juga pernah mengalami inflasi rendah di 2020 yakni sebesar 1,68 persen. Alhasil, inflasi 2024 merupakan inflasi terendah sejak perhitungan inflasi di 1958.
”Sekarang sudah berkembang kita sudah menggunakan 150 kota di 38 provinsi,” jelasnya.
Lebih lanjut, penyumbang inflasi bulanan terbesar utama pada bulan Desember ini berasal kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 1,33 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,38 persen.
ADVERTISEMENT
Komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,33 persen, namun tidak memberikan andil inflasi. Tidak ada komoditas dominan yang memberikan andil inflasi pada komponen ini.
Kemudian, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 2,04 persen, dengan andil deflasi sebesar 0,33. Dengan komoditas penyumbang adalah telur ayam ras, cabai merah, cabai rawit, bawang merah dan bawang putih.
“Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,17 persen dengan andil inflasi sebesar 0,11 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen inti adalah minyak goreng, emas perhiasan dan kopi bubuk,” ungkapnya.
Pudji mencatat sebanyak 35 dari 38 provinsi Indonesia mengalami inflasi. Sedangkan 3 lainnya mengalami deflasi.
“Inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan sebesar sebesar 2,39 persen. Sementara deflasi terdalam terjadi di Maluku sebesar 0,41 persen, ” pungkasnya.
ADVERTISEMENT