BPS Ungkap Karakteristik Rumah Tangga Miskin Ekstrem, Paling Banyak Petani

31 Agustus 2024 9:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani di Lumbung Pangan Kalteng. Foto: Dok. Mentan
zoom-in-whitePerbesar
Petani di Lumbung Pangan Kalteng. Foto: Dok. Mentan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka kemiskinan ekstrem Indonesia telah berhasil turun menjadi 0,83 persen pada Maret 2024 dibandingkan dengan kondisi Maret 2023 yang besarnya 1,12 persen.
ADVERTISEMENT
BPS kategorikan kemiskinan ekstrem menggunakan pendapatan USD 1,9 per hari, yang diukur melalui paritas daya beli atau purchasing power parity (PPP).
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2024, terdapat beberapa karakteristik dari rumah tangga yang tergolong miskin.
"Persentase kepala rumah tangga miskin ekstrem itu mayoritas berpendidikan SD, bahkan ada 30,24 persen yang tidak tamat SD, yang tamat SD 41,82 persen. Kemudian rata-rata lama sekolah kepala rumah tangga miskin ekstrem hanya 5,66 tahun, artinya kurang dari 6 tahun," kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jumat (30/8).
Amalia mengatakan, rata-rata usia kepala rumah tangga miskin ekstrem berusia 53,24 tahun. Sementara rata-rata jumlah anggota rumah tangga miskin ekstrem ini berjumlah 4-5 anggota rumah tangga, artinya banyak sebagian yang anaknya lebih dari 2.
ADVERTISEMENT
"Di dalam rumah tangga miskin ekstrem dengan anggota rumah tangga tunggal, maka rata-rata penduduk miskin ekstrem dalam anggota rumah tangga tunggal umurnya sekitar 71,64 tahun, artinya sudah betul-betul lansia dan mayoritas perempuan dan 81,79 persen tidak bekerja," ujarnya.
Jika dilihat dari rumah tangga miskin ekstrem dengan anggota rumah tangga non-tunggal, mayoritas lebih dari 50 persen bekerja di sektor pertanian atau petani dan dengan status pekerja informal dan ada 9,34 persen yang tidak memiliki toilet.
"Kalau kita lihat bagaimana profil pekerjaan dari penduduk miskin ekstrem, memang 47,94 persen penduduk miskin ekstrem ini bekerja di sektor pertanian," katanya.