BPS Ungkap Neraca Perdagangan RI Pernah Surplus 152 Bulan Berturut-turut

15 Mei 2024 16:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proses bongkar muat beras milik Perum Bulog di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada Jumat (9/2/2024). Foto: Bapanas
zoom-in-whitePerbesar
Proses bongkar muat beras milik Perum Bulog di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada Jumat (9/2/2024). Foto: Bapanas
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) membeberkan neraca perdagangan Indonesia pernah mengalami surplus berturut-turut hingga 152 bulan berturut-turut atau lebih dari 12 tahun.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan surplus neraca perdagangan tersebut terjadi pada periode Juni 1995 hingga April 2008.
“Jadi surplus beruntun ini pernah terjadi juga sebelumnya dan yang terlama itu di periode Juni 1995 sampai April 2008, jadi 152 bulan berturut-turut,” kata Susi Pudji dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Rabu (15/5).
Pada April 2024, neraca perdagangan Tanah Air tercatat kembali surplus meski turun sebesar 0,38 persen menjadi USD 3,56 miliar dari surplus neraca perdagangan bulan sebelumnya yang sebesar USD 4,47 miliar. Ini melanjutkan tren surplus menjadi 48 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Kapal melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
"Terakhir pernah terjadi juga surplus yang beruntun namun hanya selama 18 bulan, yaitu di Januari 2016 sampai dengan Juni 2017," tambah Pudji.
ADVERTISEMENT
Sepanjang periode Mei 2020 hingga April 2024, total perdagangan surplus senilai USD 157,21 miliar, yang disokong oleh kuatnya surplus nonmigas yang mencapai USD 224,15 miliar. Sementara sektor migas mengalami defisit USD 66,93 miliar.
Nilai ekspor migas pada April 2024 mencapai USD 1,35 miliar, naik 5,03 persen dibanding Maret 2024, senilai USD 1,29 miliar. Sementara nilai ekspor non migas selama April 2024 tercatat USD 18,27 miliar, turun 14,06 persen dibandingkan Maret 2024 yang tercatat USD 21,25 miliar.
Sementara nilai impor mencapai USD 16,05 miliar di kuartal I 2024, atau turun 10,6 persen secara bulanan dan naik 4,62 persen secara tahunan. Penyumbang utama penurunan nilai impor secara bulanan dan peningkatan nilai impor secara tahunan adalah impor bahan baku penolong.
ADVERTISEMENT
Nilai impor migas selama April 2024 tercatat USD 2,96 miliar turun 11,01 persen dibanding April 2024 sebesar USD 3,33 miliar. Kemudian untuk impor non migas pada April 2024 senilai USD 13,10 miliar turun 10,51 persen dibandingkan Maret 2024 yang tercatat USD 14,63 miliar.