BPS: Upah Riil Butuh Tani Turun 0,01 Persen di Oktober 2021

15 November 2021 15:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buruh tani menanam padi di area persawahan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (24/5/2021) Foto: Arnas Padda/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Buruh tani menanam padi di area persawahan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (24/5/2021) Foto: Arnas Padda/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan upah nominal buruh tani nasional pada Oktober 2021 tercatat sebesar Rp 57.009 per hari. Angka tersebut naik 0,08 persen dibandingkan upah nominal pada September 2021 yang tercatat Rp 56.962 per hari.
ADVERTISEMENT
Namun, upah riil buruh tani tercatat sebesar Rp 52.875 pada Oktober 2021. Besaran upah riil ini turun 0,01 persen dibandingkan bulan September 2021 sebesar Rp 52.882.
“Indeks konsumsi rumah tangga di Oktober 2021 ini mengalami inflasi 0,10 persen. Sehingga menyebabkan upah riil nya turun sebesar 0,01 persen,” ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (15/11).
Upah nominal buruh/pekerja adalah rata-rata upah harian yang diterima buruh sebagai balas jasa pekerjaan yang telah dilakukan. Sementara upah riil buruh tani adalah perbandingan antara upah nominal buruh tani dengan indeks konsumsi rumah tangga perdesaan.
Buruh tani menanam padi. Foto: ANTARA FOTO/Arnas Padda
Sementara itu, rata-rata nominal upah buruh bangunan (tukang bukan mandor) mengalami kenaikan sebesar 0,07 persen pada Oktober 2021 dibanding September 2021, yaitu menjadi Rp 91.290 per hari dari sebelumnya Rp 91.226 per hari.
ADVERTISEMENT
Sedangkan upah riil buruh bangunan pada Oktober 2021 dibanding September 2021 turun sebesar 0,05 persen, yaitu menjadi Rp 85.587 dari Rp 85.630.
“Kenapa ini menjadi turun, karena pada bulan Oktober 2021 ada inflasi sebesar 0,12 persen sehingga menyebabkan upah buruh bangunan turun tipis secara riil 0,05 persen,” lanjutnya.
Upah riil buruh bangunan adalah perbandingan upah nominal buruh bangunan terhadap indeks harga konsumen perkotaan.
Reporter: Akbar Maulana