BPS Wanti-wanti Harga Minyak Goreng hingga Daging Ayam Naik Jelang Ramadhan

1 Maret 2023 13:38
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta melakukan sidak di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur, Rabu (30/3/2022).  Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta melakukan sidak di Pasar Kramat Jati Jakarta Timur, Rabu (30/3/2022). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
Badan Pusat Statistik (BPS) mewanti-wanti kenaikan harga minyak goreng hingga daging ayam menjelang Ramadhan. Hal itu mengingat setiap Ramadhan harga sejumlah kebutuhan pokok merangkak naik dan menyebabkan inflasi.
"Tren beberapa tahun terakhir, terlihat inflasi pada Ramadhan perlu dikelola dengan mengendalikan harga komoditas yang kemungkinan akan dominan mendorong inflasi. Di antaranya bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, daging ayam ras, dan beberapa komoditas lainnya," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Rabu (1/3).
Lebih lanjut, BPS sudah membuat tinjauan khusus mengenai Ramadhan dalam empat tahun terakhir. Di tahun 2019, Ramadhan jatuh di bulan Mei dengan inflasi 0,68 persen. Pemicu utama tingginya inflasi adalah kenaikan harga cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, ikan segar, angkutan antarkota, serta telur ayam ras.
"Tahun 2020, Ramadhan jatuh pada April dengan inflasi mencapai 0,08 persen. Didorong kenaikan harga komoditas bawang merah, emas perhiasan, gula pasir, bahan bakar rumah tangga, pepaya, dan rokok kretek filter," terang dia.
Kemudian, di tahun 2021 Ramadhan jatuh di April dengan inflasi 0,13 persen. Didorong kenaikan harga daging ayam ras, minyak goreng, jeruk, bahan bakar rumah tangga, emas perhiasan, dan anggur.
Selanjutnya, pada puasa bulan April 2021, terjadi inflasi sebesar 0,95 persen. Didorong oleh kenaikan harga komoditas minyak goreng, bensin, daging ayam ras, tarif angkatan udara, bahan bakar rumah tangga, dan telur ayam ras.
Adapun, BPS mencatat indeks harga konsumen (IHK) di Februari 2023 menunjukkan inflasi sebesar 0,16 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Sementara secara tahunan (yoy), menunjukkan inflasi hingga 5,47 persen.
Inflasi secara bulanan tersebut melambat dibandingkan Januari 2023 yang tercatat sebesar 0,34 persen (mtm). Sementara inflasi tahunan menunjukkan kenaikan jika dibandingkan Januari 2023 sebesar 5,28 persen (yoy).
"Pada Februari 2023 terjadi inflasi 0,16 persen secara bulan ke bulan atau kenaikan indeks harga konsumen dari 113,98 di Januari 2023 menjadi 114,16 pada Februari 2023," terang Pudji.