Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Sebanyak 73.244 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Solo, Jawa Tengah, menjadi binaan dari Rumah Kreatif BUMN (RKB) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.
ADVERTISEMENT
Dari jumlah tersebut, sekitar 60 persennya merupakan pengusaha batik yang memproduksi dan menjual batik-batik khas Solo.
Direktur Utama BRI, Sunarso, mengatakan para pembatik di Solo dibina bukan hanya untuk memproduksi batik-batik berkualitas, namun juga agar bisa merambah pasar ekspor.
"Sekarang kita saksikan RKB binaan BRI, mayoritas pembatik ini sudah bisa tembus pasar ekspor," kata Sunarso di Istana Mangkunagaran, Surakarta, Jawa Tengah, dalam acara Hari Batik Nasional, Rabu (2/10).
Agar ekspor produk batik dari Solo semakin masif, BRI melakukan penelitian terhadap konsumen batik dari luar negeri, agar mengetahui alasan negara luar mengimpor batik dari Indonesia.
Menurut dia, setelah diteliti, ternyata orang luar negeri ingin membeli batik dari Indonesia karena pernah punya pengalaman semasa ke Indonesia, seperti membeli dan mengenakan batik.
ADVERTISEMENT
"Kalau sudah seperti itu, pembinaan harus diarahkan bagaimana orang dari luar negeri ke Indonesia melihat dan mengalami proses membatik dan sampai menikmati hasilnya karena sebagai karya seni," ucapnya.
Karena batik merupakan karya seni, Sunarso menekankan pada pembatik binaan bahwa keunikan dari corak-corak yang dihasilkan harus dijaga.
Keunikan atau orisinalitas corak dan proses batik yang manual seperti menulis dengan canting dan dicap dengan tembaga harus tetap ada. Keunikan ini yang dicari wisatawan luar negeri yang tak ditemukan pada batik pabrikan.
Jika ekspor batik ini bisa ditingkatkan, Menurut Sunarso bisa berkontribusi untuk menurunkan defisit neraca perdagangan Indonesia.
"Jadi kita arahkan ke sana sehingga pembinaan kita adalah membina untuk menjaga sifat orisinalnya yang non pabrikan dan tampilan lebih menarik dan bisa akses pasar internasional dan kita fasilitasi transaksinya," katanya.
ADVERTISEMENT
Dalam acara peringatan Hari Batik Nasional di Surakarta, BRI membawa 10 pembatik binaan perusahaan dari Solo dan Yogyakarta.
Sunarso mengatakan dengan membina para pembatik, berarti melestarikan batik sebagai warisan dunia dari Indonesia yang sudah diakui UNESCO.