BRI dan BNI Bakal Hengkang dari BSI, Erick Thohir Kejar Investor Sampai Dubai

14 September 2023 17:49 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ATM BSI. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ATM BSI. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Nasional Indonesia Tbk (BNI) akan hengkang dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Artinya, BSI memerlukan investor strategis sebagai pengganti.
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri II BUMN, Rosan Roeslani, mengungkapkan pihaknya bersama BSI akan mengadakan pertemuan dalam mencari investor strategis di Abu Dhabi hingga Dubai pada awal Oktober mendatang.
"Kita mencoba untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi di divestasi saham dan diharapkan adanya kerja sama dengan strategic investor yang berhubungan dengan perbankan syariah ini," kata Rosan kepada awak media di Kompleks Parlemen, Kamis (14/9).
Saat ini, kepemilikan saham BSI mayoritas dipegang PT Bank Mandiri (Persero) dengan porsi 51,47 persen, diikuti BNI yang memiliki saham 23,2 persen di BSI. Lalu BRI mempunyai porsi saham 15,38 persen.
Sebelumnya, Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menjelaskan Kementerian BUMN sudah memutuskan bahwa BRI akan mendivestasi sahamnya di BSI.
ADVERTISEMENT
"Oleh Kementerian BUMN tahun ini sudah diputuskan bahwa mungkin BRI akan di-divest dan sebagian juga dari BNI mungkin akan di-divest," ungkapnya saat acara Ngopi BUMN, Kamis (22/6).
Hery melanjutkan, tujuan divestasi saham kedua bank pelat merah ini agar BSI mendapatkan mitra strategis lain yang sesuai dengan perkembangan bisnis. Meski begitu, dia memastikan belum ada keputusan apa pun terkait investor mana saja yang akan masuk.
Ilustrasi ATM BSI. Foto: Shutterstock
"Tujuannya mencari strategic investor yang matching sama bisnisnya dan sinergi BSI, tentunya negara ini adalah middle east yang ada," ujarnya.
Dia mencontohkan, jika BSI mampu menggandeng investor dari Arab Saudi, perseroan akan lebih mudah membuka kantor cabang di Makkah, Madinah, maupun Riyadh untuk melayani kebutuhan nasabah selama ibadah haji.
ADVERTISEMENT
"Ini akan memberikan value added atau nilai tambah yang lebih besar bagi BSI untuk mengurusi jemaah haji yang 200 ribu lebih yang umrah lebih dari 1 juta setiap tahun, itu butuh bank lokal di sana juga, saat ini tidak mudah," terangnya.
Selain itu, lanjut Hery, mitra strategis ini juga diperlukan misalnya memanfaatkan alih teknologi yang lebih maju untuk meningkatkan akses ke pasar keuangan.