BRI Koordinasi Polri Buru Penyebar Hoax soal Tarif Transfer Naik Jadi Rp 150.000

20 September 2022 11:29 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gedung BRI. Foto: BRI
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gedung BRI. Foto: BRI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI telah berkoordinasi dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk memburu pelaku penyebaran hoax soal kenaikan biaya transfer. Dalam beberapa bulan terakhir, beredar informasi menyesatkan soal naiknya biaya transfer di BRI jadi Rp 150.000 dari semula Rp 6.500.
ADVERTISEMENT
Corporate Secretary BRI, Aestika Oryza Gunarto, menjelaskan terkait dengan adanya berbagai upaya penipuan yang mengatasnamakan BRI tersebut, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk melakukan pemblokiran nomor ponsel yang melakukan penyebaran pesan-pesan hoax yang mengatasnamakan BRI.
"BRI juga telah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk segera menindak dan menangkap pelaku kejahatan perbankan tersebut," kata pria yang akrab disapa Aes itu, Selasa (20/9).
Selain itu, BRI sebagai bank yang memiliki basis nasabah luas yang tersebar hingga pelosok juga telah melakukan berbagai upaya guna meminimalisir risiko terjadinya kejahatan siber tersebut. Utamanya dengan melakukan sosialisasi kepada nasabah agar tidak memberikan username dan password kepada orang lain.
"Khusus terkait perlindungan dan tata kelola data, BRI telah memiliki tata kelola yang baik mengacu kepada standar internasional yang menjadi acuan Industri," imbuhnya.
ADVERTISEMENT

Pengamanan Teknologi Perbankan

Transaksi menggunakan BRImo. Foto: Bank BRI
Tak hanya memastikan keandalan sistem di pihak BRI selaku pengelola dan juga sosialisasi ke pengguna, BRI juga melakukan serangkaian tahap pengecekan keamanan dari teknologi yang akan digunakan. Hal ini agar dapat meminimalisir celah keamanan yang mungkin terjadi.
Aestika menegaskan, BRI telah melakukan berbagai upaya guna menjamin keamanan data nasabah, baik dari segi people, process, maupun technology.

People

BRI telah membentuk organisasi khusus untuk menangani Information Security yang dikepalai oleh seorang Chief Information Security Officer (CISO) yang memiliki pengalaman dan keahlian di bidang Cyber Security. Selain itu BRI juga melakukan edukasi kepada pekerja BRI dan kepada nasabah mengenai pengamanan data nasabah serta cara melakukan transaksi yang aman.
Mantri Bank BRI layani nasabah mikro. Foto: Bank BRI
Edukasi tersebut dilakukan melalui berbagai media antara lain melalui media sosial (youtube, twitter, instagram) dan media cetak, serta edukasi ke pada nasabah saat nasabah datang ke unit kerja BRI. Untuk Incident Management terkait Data Privacy, dilaksanakan oleh unit kerja Information Security Desk dalam naungan Cyber Security Incident Response Team (CSIRT).
ADVERTISEMENT

Process

BRI sudah memiliki tata kelola pengamanan informasi yang mengacu kepada NIST cyber security framework, standar internasional, PCI DSS (Payment Card Industry Data Security Standard) dan kebijakan regulator POJK No.38/POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum.

Technology

BRI melakukan pengembangan teknologi keamanan informasi sesuai dengan framework NIST (Identify, Protect, Detect, Recover, Respons) dengan tujuan untuk meminimalisir risiko kebocoran data nasabah dengan mencegah, mendeteksi dan memonitor serangan siber.