Brunei Mau Bikin Kereta Cepat Tembus IKN, Kantor Luhut Belum Ada Komunikasi

4 April 2024 17:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin. Foto: Dok. Kemenko Marves
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin. Foto: Dok. Kemenko Marves
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) buka suara terkait rencana perusahaan asal Brunei, Brunergy Utama, membangun kereta cepat yang menghubungkan Malaysia hingga IKN.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin, mengaku belum bertemu dengan perwakilan dari perusahaan tersebut.
"Saya no comment dulu, saya belum ketemu ya," ujarnya saat ditemui di kantor Kemenko Marves, Kamis (4/4).
Ditemui terpisah, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo juga menyebutkan belum ada komunikasi soal rencana pembangunan kereta cepat yang akan melintasi Indonesia dan Malaysia itu.
"Belum belum (ada komunikasi dengan Brunei)," kata Didiek kepada awak media di Kompleks Parlemen, Rabu (3/4).
Meski begitu, Didiek mengatakan Indonesia membuka peluang kerja sama dengan negara mana pun, asal menguntungkan. "Kalau baik bagi Indonesia kita buka (peluang kerja sama tersebut)," ungkapnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengaku belum ada komunikasi mengenai pembangunan proyek yang menghubungkan dua negara tersebut.
ADVERTISEMENT
"Belum (ada komunikasi). Tapi saya tahu itu sudah dalam perencanaan lama," kata Jokowi kepada awak media di Lanud Halim, Rabu (3/4).
Kereta cepat Whoosh Foto: Dok. PT KCIC

Rencana Kereta Cepat Brunei ke RI

Kereta cepat ini akan membentang sepanjang 1.620 kilometer dari sisi barat ke sisi timur Kalimantan, melintasi tiga negara Asia Tenggara. Tahap pertama akan menghubungkan Pontianak, ibu kota provinsi Kalimantan Barat di Indonesia, dengan Kuching dan Kota Kinabalu, ibu kota negara bagian Sarawak dan Sabah di Malaysia, dan distrik Tutong di Brunei-serta wilayah barat dan barat. pantai utara pulau itu.
Tahap kedua, kereta cepat akan dibangun ke arah selatan yang menghubungkan Tutong dengan provinsi Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur di Indonesia, termasuk kota Samarinda dan Balikpapan.
"(Kalimantan) yang nantinya akan menjadi ibu kota Indonesia di masa depan, Nusantara,” tulis Brunergy Utama dikutip dari Nikkei Asia, Selasa (2/4).
ADVERTISEMENT
Di dalam proyek ini, akan ada empat terminal yang berfungsi sebagai hub utama jaringan kereta berkecepatan tinggi bersama dengan total 24 stasiun, dan kereta peluru tersebut direncanakan melaju dengan kecepatan hingga 350 kilometer per jam. Total nilai proyek diperkirakan mencapai USD 70 miliar.