BSI Lakukan Ekspansi Bisnis dan Penetrasi Layanan di Timur Tengah

17 Mei 2022 11:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keberadaan jaringan bisnis di luar negeri memungkinkan BSI berinteraksi secara langsung dengan komponen penting industri perbankan global. Foto: dok. BSI
zoom-in-whitePerbesar
Keberadaan jaringan bisnis di luar negeri memungkinkan BSI berinteraksi secara langsung dengan komponen penting industri perbankan global. Foto: dok. BSI
Bank Syariah Indonesia (BSI) terus berupaya menjadi Top 10 Global Islamic Bank. Guna mencapai visi tersebut, BSI melakukan kerja sama dengan konglomerasi dan start up internasional.
Belum lama ini, BSI melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Lulu Hypermart Indonesia sebagai jaringan Lulu Hypermart Global serta perusahaan fintech Berrypay di kantor perwakilan BSI Dubai. Dengan menancapkan bisnis dan penetrasi layanan di Timur Tengah, kerja sama ini juga menjadi tanda keseriusan BSI berkiprah di kancah global.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakan, langkah ini menjadi tonggak bersejarah bagi BSI. Ekspansi jaringan dan layanan di pasar internasional memperbesar peluang BSI untuk mengelola bisnis di luar negeri, baik secara korporasi maupun individu.
"Kami siap melayani nasabah dan mengoptimalkan potensi bisnis di kawasan (Dubai) ini. Dari Dubai, kami tentu berharap bahwa kehadiran BSI secara global akan semakin banyak di sejumlah pusat-pusat keuangan dunia lainnya. Seperti London, New York, Tokyo, Singapura, dan Arab Saudi. Kami bersyukur dan bangga bahwa BSI ke depan dapat turut mengibarkan Sang Merah Putih di dunia internasional," jelas Hery.
Menurutnya, keberadaan jaringan bisnis di luar negeri memungkinkan BSI berinteraksi secara langsung dengan komponen penting industri perbankan global. Mulai dari pemain utama perbankan dunia, regulator perbankan dari sejumlah negara, hingga global business-best-practice perbankan syariah yang akan membentuk global-expertise dan global-capabilities bagi BSI.
Hery juga berharap, kerja sama ini dapat membuat BSI semakin dekat dengan investor global sehingga perusahaan dapat berkontribusi lebih dalam mendukung program-program pemerintah Republik Indonesia, baik dalam pendanaan proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan melalui penerbitan Sukuk Global maupun dukungan bagi pengembangan UMKM nasional.
irektur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi disaksikan CEO Dubai International Financial Centre (DIFC) Arif Amiri (tampak monitor), memberikan sambutan pada saat grand launching kantor representatif BSI di Dubai, Jumat (13/5). Foto: dok. BSI
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pihaknya mengapresiasi BSI karena telah berhasil menjadi bank pertama Indonesia yang membuka jaringan bisnis di negara Arab yang tergabung dalam Gulf Cooperation Council (GCC) dan telah memulai bisnis dan layanannya melalui kerja sama dengan korporasi-korporasi global.
Menurut Tiko, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia sudah sepantasnya memiliki representative office bank syariah di kawasan Timur Tengah. Langkah tersebut menjadi katalisator utama bagi Indonesia untuk menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.
“Ini merupakan momentum strategis karena kehadiran BSI di Dubai menjadi pintu masuk atau hub, yang menghubungan perbankan dan keuangan Indonesia dengan pusat-pusat keuangan syariah dunia. Langkah penting ini pun mempererat hubungan Indonesia dengan Uni Emirat Arab sebagai salah satu pusat investasi global. Sebab, Dubai adalah pusat keuangan syariah global dengan produk sukuknya," ucapnya.
Tiko pun berharap BSI dapat mengoptimalkan potensi bisnis di Dubai untuk menjadi jembatan penghubung antara Indonesia dan investor global dalam menginvestasikan dana mereka pada proyek-proyek pemerintah seperti Ibukota Negara Baru (IKN), proyek strategis BUMN, dan proyek infrastruktur, serta industri keuangan yang berkelanjutan di Tanah Air.
Ilustrasi kantor BSI. Foto: Shutterstock
Selain Kartika, Duta Besar RI untuk Persatuan Emirat Arab (PEA), Husin Bugis, juga menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya, kehadiran BSI di DIFC Dubai merupakan langkah tepat bagi BSI untuk menembus pasar global karena Dubai telah menjadi hub sektor keuangan dunia. "Kami berharap kehadiran BSI semakin memperkuat kerja sama bilateral kedua negara, khususnya di lanskap sektor keuangan," kata Husin.
"Adanya Kantor Perwakilan BSI di Dubai ini dapat memperluas kerjasama dengan entitas di PEA, dan bahkan dengan mitra lebih luas di wilayah Timur Tengah ke depannya," pungkasnya.

Potensi Bisnis BSI di Timur Tengah

BSI telah membuka kantor perwakilannya di Dubai International Financial Centre (DIFC) sebagai kehadiran global pertama BSI berdasarkan Surat Pendirian dari DIFC tanggal 4 November 2021 dan Persetujuan Akhir Izin Kantor Perwakilan dari DFSA tanggal 28 Januari 2022. DIFC merupakan hub financial dan pusat sukuk global yang berada di jantung Dubai.
Wilayah ini memang menawarkan potensi bisnis yang menjanjikan. Pertama, Indonesia menjadi penyumbang jemaah haji terbesar yang mencapai 221 ribu jemaah per tahun (sebelum pandemi) dengan nilai uang sekitar Rp 15,4 triliun.
Tak hanya itu, dari sisi perdagangan, Tanah Air memiliki volume yang signifikan dengan kawasan GCC. Khususnya dengan dua negara ekonomi terbesar di GCC, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Nilainya mencapai USD 6,87 miliar per tahun atau setara Rp 96 triliun pada 2020.
Dari segi diaspora, terdapat 1 juta WNI yang tinggal dan bekerja di kawasan Timur Tengah. Belum lagi kenyataan bahwa Dubai adalah basis investor yang dapat memperluas ekspansi bisnis. Pemerintah bahkan menerbitkan semua Global Sovereign Sukuk di Nasdaq Dubai. Sekitar 30 persen investor Global Sukuk tersebut berasal dari kawasan Timur Tengah. Selain itu, negara-negara di kawasan ini sedang menggalakan proyek pembangunan dengan visi beyond oil development.
Selain potensi bisnis tersebut, DIFC merupakan financial center yang mumpuni, ramah terhadap investasi, serta memiliki kerangka hukum dan regulasi berstandar internasional. DIFC merupakan pusat keuangan terkemuka di Timur Tengah, Afrika, dan wilayah Asia Selatan (MEASA) dengan cakupan total 72 negara yang kurang lebih memiliki total populasi 3 miliar penduduk dengan nominal PDB USD 7,7 triliun.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan BSI