BSI Terbitkan Sukuk ESG, Perkuat Sektor Keuangan Berkelanjutan

15 Mei 2024 20:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, memberikan opening speech pada Public Expose Sustainable Sukuk, Rabu (15/5). Foto: dok. BSI
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, memberikan opening speech pada Public Expose Sustainable Sukuk, Rabu (15/5). Foto: dok. BSI
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BSI terus berkomitmen untuk terlibat aksi mitigasi perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Salah satu komitmen itu dituangkan melalui program dan pembiayaan sustainable financing.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakan, perseroan siap mendorong transisi menuju green economy melalui implementasi instrumen keuangan syariah yang fokus terhadap ESG (environment, social, governance).
Guna mendukung upaya tersebut, BSI menerbitkan instrumen ESG sukuk pertama di Indonesia, Rabu (15/5). Bernama Sustainability Sukuk BSI atau Sukuk Mudharabah Keberlanjutan, efek syariah dengan aset (kegiatan usaha) yang menjadi dasar (underlying sukuk) ini adalah pembiayaan dengan kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) dan Kegiatan Usaha Berwawasan Sosial (KUBS).
Hery menyebut, instrumen ini akan memberikan nilai berbeda bagi investor, yaitu memberikan manfaat besar dari sisi ekonomi, sosial maupun lingkungan.
“Kehadiran Sukuk Sustainability ini merupakan inovasi yang dapat memperkaya instrumen keuangan syariah di Indonesia,’’ tutur Hery.
Sebagai upaya mendorong sustainable financing, BSI menerbitkan Sukuk Mudharabah Keberlanjutan pada Rabu (15/5). Foto: dok. BSI
Pada tahap pertama, lanjutnya, BSI telah mendapatkan izin dari OJK melalui POJK No. 18 Tahun 2023 untuk menerbitkan sukuk sebanyak-banyaknya sebesar Rp 3 triliun.
Sustainability Sukuk dalam mata uang rupiah itu ditawarkan dalam Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) dan diharapkan dapat memberikan kisaran imbal hasil 6,40-7,20 persen untuk jangka waktu 1-3 tahun.
“Terlebih inovasi ini terkategori instrumen yang mengedepankan keberlanjutan ekonomi sekaligus kontribusi BSI pada upaya mitigasi perubahan iklim dan mewujudkan pembangunan ekonomi hijau, serta senantiasa memberikan manfaat kepada umat,” kata Hery.
BSI melihat pasar obligasi hijau global dalam beberapa tahun terakhir berkembang pesat dan membaca peluang untuk turut mengembangkan instrumen baru tersebut untuk membiayai proyek-proyek keberlanjutan melalui penerbitan sukuk sustainability.
Di dalamnya, BSI juga akan mengatur pengelolaan dan penggunaan dana, evaluasi dan seleksi proyek serta pengelolaan hasil dan mekanisme pelaporannya.
Hery pun mengaku bangga BSI sebagai bank syariah terbesar mempelopori penerbitan sukuk sustainability di Indonesia. Sukuk sustainability menggabungkan kegiatan usaha ramah lingkungan dan berwawasan sosial sehingga mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan sekaligus dapat mendorong pencapaian target kontribusi pembiayaan berkelanjutan yang ditentukan secara nasional.
Sukuk ESG diharapkan dapat diserap investor institusi dan ritel termasuk kalangan muda termasuk gen Z.
“Instrumen ini dapat dimiliki mulai dari Rp 5 juta per unit sehingga terjangkau oleh kaum muda yang baru belajar investasi,’’ kata Hery.
Dari data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per September 2023 menunjukkan saat ini investor pasar modal di Indonesia didominasi oleh milenial dan gen Z dengan usia 30 tahun ke bawah dan 31—40 tahun dengan jumlah mencapai lebih dari 80 persen.
Sementara itu, per Maret 2024, portofolio pembiayaan berkelanjutan di BSI mencapai Rp 59,19 triliun yang terbagi atas kategori KUBL sebesar Rp 12,57 triliun dan KUBS sebesar Rp 46,62 triliun.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio