Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) berhasil melakukan efisiensi sebesar Rp 150 miliar tahun ini berkat digitalisasi, utamanya dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM).
ADVERTISEMENT
Direktur Strategic Human Capital BTN Yossi Istanto mengatakan, penghematan biaya tersebut paling besar dalam biaya akomodasi dan tiket perjalanan, mencapai Rp 80 miliar. Sehingga hal ini berdampak pada penurunan biaya operasional lainnya.
“Dengan digitalisasi SDM kami bisa hemat Rp 150 miliar, efisiensi biaya akomodasi dan tiket paling besar, Rp 80 miliar,” ujar Direktur Strategic Human Capital BTN Yossi Istanto di Jakarta, Rabu (16/10).
Yossi melanjutkan, bank berpelat merah itu terus berinovasi dalam pengelolaan pegawai. Mulai dari proses perekrutan hingga pengembangan karir untuk menjadi pemimpin perseroan yang kini memanfaatkan teknologi digital.
“Era disrupsi ini kan membuat perusahaan harus berinovasi jika ingin tetap hidup. Proses bisnis dan produknya juga perlu dilakukan inovasi,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Teknologi Informasi BTN, Andi Nirwonto sebelumnya mengatakan, perkembangan digital yang kian pesat saat ini pastinya akan memberi disrupsi pada posisi-posisi di perbankan, seperti di bidang back office.
Namun menurutnya kebutuhan bank di bidang lain pun menjadi bertambah. Contohnya bidang analisis data (data analytics) dan bidang keamanan sistem alias security engineers.
“Cepat atau lambat peran beberapa bidang profesi di industri perbankan juga akan bergeser ke arah digital. Kami terus lalukan perkembangan digitalisasi,” tambahnya.
Adapun laba bersih BTN hingga semester I 2019 sebesar Rp 1,3 triliun, turun 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).
Per Juni 2019, BTN mencatatkan penyaluran kredit Rp 251,04 triliun atau tumbuh 18,78 persen secara tahunan. Pertumbuhan kredit ini masih ditopang sektor perumahan, yang mencatatkan kenaikan 19,72 persen (yoy) menjadi Rp 173,61 triliun. Segmen ini didorong oleh penyaluran kredit KPR subsidi menjadi senilai Rp 90,75 triliun atau naik 27,55 persen (yoy).
ADVERTISEMENT
Sementara dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 234,80 triliun atau naik 15,89 persen (yoy) per Juni 2019. Pertumbuhan DPK ini lebih tinggi dari industri perbankan nasional yang hanya tumbuh 7,42 persen.