Bukan Cuma Mal Sepi, Penjual Siomay dan Odading Cerita ke Jokowi Sulitnya Jualan

30 September 2020 5:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berpidato di sela acara pemberian bantuan modal kerja kepada pedagang kecil yang terdampak COVID-19 di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/7). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berpidato di sela acara pemberian bantuan modal kerja kepada pedagang kecil yang terdampak COVID-19 di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (21/7). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Susahnya berjualan tak hanya dialami toko-toko di mal mentereng yang sejuk ber-AC. Pedagang kuliner sektor mikro seperti penjual odading dan siomay pun, mengeluhkan sulitnya berjualan di masa pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Keluh kesah para pedagang itu disampaikan kepada Presiden Jokowi, dalam pertemuan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (29/9). Jokowi menerima sebanyak 60 pelaku usaha mikro, untuk membagikan modal kerja Rp 2,4 juta per orang.
"Assalamu'alaikum, saya jualan di rumahan, jualan siomay, kalau di rumah kan yang beli anak-anak kecil Pak. Kadang Rp 2.000 kadang Rp 1.000. Tidak seperti (jualan) yang di jalan itu, tergantung kan siomay Rp 1.000, tergantung pembelinya dia minta berapa kita layani," tutur Tuti, salah seorang pedagang makanan, di hadapan Presiden Jokowi.
"Sehari omzet berapa?" tanya Presiden.
"Awalnya bikin sepanci Rp 200 ribu. Apalagi kalau baru-baru kan orang penasaran, tapi ketika sudah tahu semua, orang bosan ya menurun, apalagi kondisi sekarang dapat Rp 50 ribu saja sudah alhamdulilah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Untuk menyiasati kebosanan pembeli, Tuti kadang mengganti-ganti dagangannya dengan seblak atau minuman. Itu pun modalnya terbatas, paling Rp 200 ribu.
"Rp 2,4 juta kebanyakan dong?" tanya Presiden.
"Kan panjang Pak," sergah Tuti.
Pedagang makanan di kaki lima atau usaha mikro ikut terdampak pandemi hingga sepinya pembeli. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Nasib serupa dialami Aman Nurmansyah, yang sehari-hari berjualan cakwe dan odading (kue bantal) di sekitar Jl. Padjadjaran, Kota Bogor. Sebelum pandemi, dia mengaku bisa meraup omzet hingga Rp 600 ribu per hari. Tapi kini meraih Rp 200 ribu saja dia mengaku kesulitan.
"Bener kata bapak tadi sebelum pandemi (omzet) Rp 500 ribu atau Rp 600 ribu, tapi sekarang setelah pandemi ya agak menurun paling dapat Rp 200 ribu sudah alhamdulilah, disyukuri kita masih berjalan," cerita Aman.
"Odading?" tanya Presiden.
ADVERTISEMENT
"Iya di jalan Lodaya dekat Padjadjaran. Sebelumnya saya udah banyak usaha, jatuh bangun, jatuh bangun," tambah Aman.
Kepada para pedagang kecil itu, Jokowi berusaha menyemangati mereka. Di antaranya dengan menganjurkan soal kebersihan dan kesehatan saat berjualan, sehingga masyarakat tak segan membeli.
"Tapi hati-hati dijaga waktu jualan pakai masker!" tegas Presiden.
"Usaha besar, menengah saja banyak yang tutup, restoran yang tutup banyak, disyukuri masih ada keuntungan masih ada omzet disyukuri," lanjut Jokowi.
Suasana aktivitas pengunjung di Tunjungan Plaza, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (18/3). Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Hal itu sebelumnya dibenarkan pengelola pusat perbelanjaan atau mal. Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia, Alphonsus Widjaja, menyatakan pandemi berdampak pada makin lengangnya mal atau pusat perbelanjaan.
Terlebih lagi saat ini, PSBB yang dijalankan di Jakarta kembali diperpanjang hingga 10 Oktober 2020. Sehingga, kata Alphon, pengunjung mal saat ini hanya sekitar 10 persen.
ADVERTISEMENT
"Di masa PSBB diperketat, trafik kunjungan tersisa 10 sampai 20 persen. Ini adalah sisa 50 persen kapasitas saat PSBB transisi yang mencapai 30-40 persen," ujar Alphon dalam virtual conference, Senin (28/9).
Dia pun berharap pemerintah memberikan bantuan seperti subsidi gaji buat pekerja di mal atau keringanan pembayaran listrik, serta biaya operasional lain.
Sementara itu kepada para pedagang kecil, Presiden Jokowi membagikan bantuan tunai sebesar Rp 2,4 juta per orang. Sejauh ini, penyaluran dana dalam skema Bantuan Presiden (Banpres) itu sudah mencapai Rp 14,183 triliun untuk 5,9 juta penerima manfaat yaitu UMKM.