Bulog Serap 140 Ribu Ton Gabah/Beras Petani Jelang Ramadhan

23 Februari 2025 13:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perum Bulog memaksimalkan penyerapan gabah/beras dari petani menjelang Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Foto: dok. Bulog
zoom-in-whitePerbesar
Perum Bulog memaksimalkan penyerapan gabah/beras dari petani menjelang Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Foto: dok. Bulog
Perum Bulog memaksimalkan penyerapan gabah/beras dari petani menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Langkah ini dilakukan dalam upaya stabilisasi harga pasokan pangan di tengah permintaan komoditi diperkirakan naik.
Namun, sejauh ini pergerakan harga tetap terkendali. Di tengah mulainya masa panen, pemerintah melalui Perum Bulog tengah melakukan penyerapan sesuai ketentuan pemerintah dengan harga Rp 6.500 per kilogram.
Target sebanyak 3 juta ton penyerapan setara beras ini menjadi peluang pemerintah dalam memberikan harga yang baik kepada petani di Indonesia di tengah prakiraan surplus panen sebanyak 4,9 juta ton hingga Mei 2025 sesuai dengan informasi dari BPS dan Kementerian Pertanian.
Dukungan pemerintah berupa pemberian tambahan bantuan dana melalui mekanisme Operator Investasi Pemerintah (OIP) sebanyak Rp 16,5 Triliun membuat Bulog semakin concern dalam upaya penyerapan gabah/beras secara maksimal. Hingga saat ini serapan Bulog sudah mencapai lebih dari 140 ribu ton setara beras dengan realisasi harian di atas 8 ribu ton penyerapan.
Humas Perum Bulog, Andrew R. Shahab mengatakan, Bulog telah menyusun strategi untuk memenuhi target penyerapan dalam upaya tercapainya swasembada sesuai dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Pertama, Bulog gencar dalam melakukan sosialiasi terkait Harga Pembelian Pemerintah Gabah Kering Panen (GKP) Rp 6.500 per kg kepada petani. Menurutnya, harga yang ditawarkan pemerintah cukup baik untuk para petani di tengah memasuki masa panen.
"Strategi selanjutnya Bulog membentuk Tim Jemput Gabah di tingkat wilayah hingga cabang untuk bisa langsung membeli gabah hingga tingkat petani serta membentuk posko pengadaan hingga tingkat Gudang," ujarnya.
Ketiga, Bulog melakukan koordinasi dan mengumpulkan informasi dengan para stakeholders mulai dari dinas pertanian setempat, kelompok tani, gabungan kelompok tani, penyuluh pertanian hingga keterlibatan TNI-Polri hingga babinsa di tiap daerah.
Saat ini juga sudah dilakukan MoU antara Kementerian BUMN dan TNI terkait kerja sama strategis dalam upaya mencapai swasembada pangan sesuai arahan Presiden. Salah satu fokus utama dari MoU tersebut adalah menjadikan Babinsa TNI AD sebagai pendampingan pada saat pembelian gabah di petani serta mencari penggilingan untuk bekerja sama dengan Bulog.
"Kekuatan jaringan TNI-Polri khususnya Babinsa di desa-desa akan memudahkan pemberian informasi akurat dalam pemantauan panen di titik-titik produksi di suatu daerah," ujarnya.
Selain itu, Bulog juga melibatkan penggilingan padi di seluruh Indonesia untuk dapat memaksimalkan penyerapan gabah/beras. Bulog dan Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi) berkomitmen bersama dengan Kementerian Pertanian untuk dapat bersama-sama memenuhi target penyerapan gabah/beras sebanyak 3 juta ton.
“Komitmen bersama ini sekaligus sebagai upaya pencapaian cadangan beras pemerintah untuk mendukung swasembada pangan” jelas Andrew.
Melalui pemenuhan target penyerapan setara beras sebanyak 3 juta ton dan stok yang dikuasai saat ini sebanyak 2 juta ton, Bulog memproyeksikan ketercukupan stok beras atau cadangan pangan pemerintah cukup hingga akhir tahun.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio