Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Bulog Ungkap Penyerapan Gabah Terkendala Infrastruktur Pasca Panen
24 April 2025 15:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Perum Bulog mengatakan salah satu kendala dalam penyerapan Gabah Kering Panen (GKP) petani dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) senilai Rp 6.500 per kg, yaitu kesiapan infrastruktur pasca panen.
ADVERTISEMENT
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mohamad Suyanto, mengatakan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Bulog mendapatkan penugasan menyerap gabah petani selain beras untuk Cadangan Beras Pemerintah.
"Tahun ini kita melakukan pembelian langsung kepada petani dengan harga Rp 6.500. Jadi kita beli kepada petani, kemudian kita olah," katanya saat RDPU Badan Legislasi DPR, Kamis (24/4).
Meski begitu, Suyanto mengungkapkan terdapat hambatan dari sisi infrastruktur pasca panen, sehingga gabah-gabah tersebut tidak bisa terserap semuanya.
"Salah satu hambatannya adalah sarana infrastruktur pasca panen kita itu belum bisa menyerap semuanya, dari target 3.000.000 kalau kita bandingkan dengan produksi nasional kan hanya sekitar 10 persen, jadi memang tidak bisa semuanya terserap oleh Bulog," ungkapnya.
Dengan demikian, kata dia, Bulog membutuhkan data harga gabah yang akurat, sehingga bisa memfokuskan penyerapan gabah di daerah yang harganya masih mahal.
ADVERTISEMENT
"Kita akan fokus di lokasi-lokasi yang memang harganya itu di atas Rp 6.500. Kemudian yang lain juga misal penggilingan juga diwajibkan untuk membeli dengan Rp 6.500. Jadi sama-sama kita lakukan," tutur Suyanto.
Suyanto menambahkan, data harga gabah tersebut dilakukan melalui pengamatan internal Bulog dan Kementerian Pertanian (Kementan). Hanya saja, karena keterbatasan infrastruktur, maka penyerapannya masih terbatas.
"Kami saat ini sebenarnya sudah bekerja sama ke sekitar 1.200 penggilingan, dengan kapasitas harian itu sekitar 60 ribu ton, itu satu hari yang bisa kita beli GKP. Jadi apabila dibandingkan dengan produksi kan itu kan sangat-sangat jauh," jelasnya.
Dia mengungkapkan, jumlah penyerapan gabah sangat jauh dengan jumlah produksi beras yang bisa mencapai 31 juta ton per tahun. Bulog hanya bisa menyerap sekitar 3 juta ton.
ADVERTISEMENT
Dengan keterbatasan tersebut, menurutnya, salah satu dampaknya adalah masih banyak daerah dengan harga gabah di bawah Rp 6.500 per kg, meskipun dalam data Badan Pusat Statistik (BPS), secara nasional harganya sudah di atas HPP tersebut.
"Dengan sarana pasca panen yang kita miliki, walaupun kita sudah bekerja sama, itu tidak mampu untuk membeli dari petani semuanya, sehingga memang di beberapa wilayah itu masih ada harga di bawah BPS," kata Suyanto.