BUMD DKI Ini Yakin Mampu Kurangi Ketergantungan RI Impor Bawang Putih

4 Juli 2018 10:44 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pedagang bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Salah satu BUMD DKI Jakarta, PT Food Station Tjipinang Jaya telah mengajukan izin impor bawang putih sebanyak 10 ribu ton hingga akhir tahun 2018. Cara ini dilakukan mengingat harga bawang putih di Jakarta kerap mengalami fluktuasi terlebih saat permintaan sedang tinggi.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Food Station Arief Prasetyo Adi mengungkapkan pada tahap awal pihaknya akan mencoba mengimpor sebanyak 290 ton atau sekitar 10 kontainer untuk melihat reaksi pasar. Dia pun akan menjual bawang putih impor dari China dengan harga Rp 23 ribu per kg atau di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang diatur Kementerian Perdagangan. Jika respon pasar positif, impor tahap selanjutnya akan dilanjutkan hingga akhir tahun.
"Sebenarnya kita masih beruntung lho, harga (bawang putih) di sana (China) murah, coba harga di sana tinggi," kata dia kepada kumparan, Rabu (4/7).
Setelah mengajukan izin impor bawang putih sebanyak 10 ribu ton, Food Station yang tidak lain adalah pengelola tunggal Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) juga akan mencari lahan tanam bawang putih. Langkah ini dilakukan sebagai peryaratan mutlak pengajuan izin impor bawang putih yang diatur Kementerian Pertanian.
ADVERTISEMENT
Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 16 Tahun 2017 tentang Rekomendasi Impor Produk Holtikultura (RIPH) disebutkan bahwa setiap importir produk holtikultura diwajibkan menanam produk 5% dari total yang diajukan.
Pedagang bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Arief sudah memetakan dan menunjuk daerah Cianjur dengan luas areal tanam sebesar 60 hektare akan segera dia tanami bawang putih. Benih bawang putih dia datangkan langsung dari Taiwan. Dia pun yakin dengan langkah, secara bertahap Indonesia akan mengurangi ketergantungan impor bawang putih dari China.
"Kita BUMD pertama kali, kalau bagi saya itu kepercayaan yang harus dijaga dan kita harus menjadi contoh yang baik untuk importir yang ada dan mampu mengurangi ketergantungan sama impor. Poinnya itu," sebutnya.
Dengan langkah ini, Arief optimistis masalah harga bawang putih di DKI Jakarta yang kerap berfluktuasi dapat segera ditangani. "Stok bawang putih Jakarta akan aman," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu sebagai pemain baru di bisnis bawang putih, Arief pun tak gentar bertarung dengan swasta. Maklum, selama ini Food Station hanya fokus mengelola bisnis beras. Nantinya, Food Station akan menggunakan jaringan distribusi yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kementerian Pertanian, salah satunya Toko Tani Indonesia (TTI).
"Jadi kalau saya bukan bangga impornya tetapi kita punya produksi kalau yang ke dua itu kalau bisa kita bisa bersaing dengan dunia swasta untuk stabilisasi harga," jelasnya.