Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Deretan bus besar yang didominasi berwarna biru terparkir rapi di halaman depan Kantor Pusat Perum Perusahaan Pengangkutan Djakarta (Perum PPD ) di Cawang, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
Sebagian bus-bus itu tengah menunggu jadwal untuk bergerak ke tujuan masing-masing, seperti ke Senayan City-Cibinong Mal atau rute lainnya. Di badan bus, tertulis nama Transjabodetabek Premium pada jam pulang kerja.
Bus ini diluncurkan PPD kurang lebih setahun lalu untuk melayani penumpang dari Jakarta ke beberapa titik terminal lintas kota seperti Bogor, Bekasi, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Mereka hanya beroperasi pada saat jam pergi dan pulang kerja.
Bus ini bukan sembarang bus. Sebab, fasilitasnya lengkap mulai dari kabel charger HP hingga Wifi. Tempat duduknya pun eksklusif seperti bus ke bandara.
Pemandangan ini jauh berbeda dengan kondisi bus-bus PPD di masa lalu. Direktur Utama Perum PPD Pande Putu Yasa mengataan, bus-bus perusahaan banyak yang sudah tidak layak jalan. Citra perusahaan dengan bus rongsokan pun sempat melekat.
ADVERTISEMENT
“Bus-busnya sudah tidak layak, lebih dari 10 tahun,” kata dia.
Bus-bus rongsok itu sudah tidak terlihat di halaman kantor. Pun di terminal perusahaan seperti di Ciputat, apalagi di jalanan Ibu Kota. Pande menuturkan, bus-bus rongsok yang masih layak memang dimuseumkan di Terminal Ciputat, termasuk bus yang pernah dipakai di acara KTT tahun 1992 yang memang masih bagus.
“Sekarang bus dua itu masih ada tapi disimpan dan beberapa kali dipakai untuk kegiatan shooting. Abis untuk KTT Nonblok tahun 1992 juga masih ada dan bisa masih bagus itu kita tempatkan di Ciputat,” kataya.
Kini, bus-bus bagus yang dimiliki PPD memang banyak, jumlahnya mencapai 688 yang merupakan bantuan dari Kementerian Perhubungan. Tapi, Pande menjelaskan, bus itu itu dibagikan bertahap dari tahun ke tahun setelah perusahaan mendapatkan kepercayaan kembali dari pemerintah usai bangkit perlahan tapi pasti.
ADVERTISEMENT
Kata Pande, bantuan bus pertama yang diberikan pada 2012 lalu sebanyak 10 bus. Melihat PPD mulai bangkit, Kementerian Perhubungan memberikan bantuan bus di tahun-tahun berikutnya.
“Jumlahnya pun terus bertambah mulai dari 15 bus, 78 bus, hingga yang terbanyak pada 2015 sebanyak 600 bus. Ini merupakan bantuan terbanyak yang pernah diterima PPD dari pemerintah,” kata dia.
Tak ingin bus gratis itu diberikan begitu saja, Perum PPD pun melakukan kontrak dengan TransJakarta. Dari 600 bus yang masuk ke Perum PDD, sebanyak 494 unit menjadi bus yang dijalankan perusahaan bersama BUMD DKI Jakarta itu.
Kata Pande, tak ada syarat apa-apa yang diminta Kementerian Perhubungan usai memberikan bantuan armada ini. Menurut dia, hanya satu yang perlu dilakukan PPD adalah dengan memberikan layanan sebaik-baiknya kepada penumpang.
ADVERTISEMENT
“Timbal baliknya dalam bentuk memberikan pelayanan prima saja, usaha dikelola secara profesional, dan kalau ada bentuk penugasan harus selalu siap,” katanya.