Cabai Rawit Jadi Biang Kerok Kenaikan Indeks Perkembangan Harga Januari

4 Februari 2025 13:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cabai rawit di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (7/1/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cabai rawit di Pasar Senen, Jakarta, Selasa (7/1/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Komoditas cabai rawit dan cabai merah menjadi komoditas penyumbang andil pada kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) di sebagian besar provinsi di Indonesia pada pekan kelima Januari 2025.
ADVERTISEMENT
Hal ini diutarakan oleh Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Amalia mengatakan sepanjang pekan kelima Januari 2025 ada sebagian besar provinsi mengalami kenaikan IPH. Ada 35 provinsi yang mengalami kenaikan IPH dan 3 provinsi yang mengalami penurunan IPH dibandingkan bulan sebelumnya.
“Di Januari minggu ke-5 beberapa provinsi mengalami kenaikan harga indeks perkembangan harga yang relatif tinggi terutama di Nusa Tenggara Barat, Bali, DKI Jakarta, Bengkulu, Sumatera Barat,” kata Amalia dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025, secara virtual, Selasa (4/2).
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (16/12/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Amalia menjelaskan, berdasarkan data tersebut, mayoritas provinsi ini mengalami kenaikan IPH disebabkan oleh beberapa komoditas yang sama, seperti cabai rawit, cabai merah, dan daging ayam ras.
ADVERTISEMENT
“Kalau diperhatikan secara keseluruhan komoditas penyumbang andil IPH di sebagian besar profesi tersebut adalah cabai rawit, cabai merah dan daging ayam ras,” terang Amalia.
Angka tertinggi di Nusa Tenggara Barat yaitu 7,34 disusul Bali 7,24, DKI Jakarta 5,99, Bengkulu 5,65 dan Sumatera Barat 5,01.
“Komoditas yang memberikan terhadap kenaikan IPH-nya yaitu cabai rawit, cabai merah, telur ayam ras untuk di Nusa Tenggara Barat dan di provinsi Bali, kemudian untuk di DKI Jakarta cabai rawit, cabai merah, ikan kembung dan Bengkulu cabai merah, cabai rawit dan daging ayam ras,” jelas Amalia.