Cadangan Nikel RI Sekarat, Diprediksi Habis 6 Tahun Lagi

29 Oktober 2023 9:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Jenderal APNI, Meidy Katrin Lengkey. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Jenderal APNI, Meidy Katrin Lengkey. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Cadangan nikel Indonesia makin menipis dan diprediksi akan habis dalam waktu 6 tahun. Salah satu penyebab utama sekaratnya cadangan nikel di Indonesia adalah maraknya pengembangan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter).
ADVERTISEMENT
Mengutip Channel News Asia, Minggu (29/10), Asosiasi penambang sebenarnya sudah memperingatkan persoalan tersebut kepada Pemerintah Indonesia. Mereka juga mempertaruhkan kekurangan bahan nikel tersebut dengan digunakan untuk membuat baja tahan karat.
Adapun, bijih nikel dengan kandungan di atas 1,7 persen digunakan untuk memproduksi Nickel pig iron (NPI) bahan baku untuk baja tahan karat. Sementara nikel dengan kandungan di bawah 1,7 persen digunakan sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.
"Pemerintah perlu membuat upaya kontrol komprehensif untuk ketahanan cadangan nikel, sehingga dapat mempertahankan strategi hilir dan meningkatkan nilai tambah," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Penambang Nikel Indonesia, Meidy Katrin Lengkey.
Ilustrasi tambang nikel. Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad
Meidy mengungkapkan penambangan dan peleburan nikel menjadi bagian utama dari ekonomi Indonesia, dengan miliaran dolar dalam investasi global yang mengalir ke negara tersebut, setelah pemerintah melarang ekspor bijih yang belum diproses pada tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, umur cadangan bijih mineral yang diberikan biasanya merupakan perkiraan, karena eksplorasi baru dapat meningkatkan ukuran mereka. Sementara teknologi baru dapat meningkatkan tingkat pengambilan.
"Salah satu solusi untuk Indonesia adalah untuk mempromosikan pengolahan domestik bijih nikel kelas bawah, yang dapat berlangsung selama 80 tahun," ungkap Meidy.
"Sebetulnya ada daerah yang belum dieksplorasi di Indonesia yang juga bisa menghasilkan cadangan lebih lanjut," tambahnya.