Catatan Sri Mulyani: 2018 Bukan Tahun yang Mudah

1 Januari 2019 11:10 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan. (Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan paparan. (Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan)
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati secara gamblang mengakui bahwa 2018 bukanlah tahun yang mudah. Dalam catatan yang diunggah di akun Facebooknya pada malam pergantian tahun, Sri Mulyani menyatakan bahwa sepanjang 2018 Indonesia menghadapi berbagai tantangan.
ADVERTISEMENT
“Tahun 2018 bukanlah tahun yang mudah : ekonomi global, harga komoditas, arus modal dan nilai tukar bergejolak tinggi, suku bunga global dan dalam negeri mengalami kenaikan; perdagangan global masih lesu dan tidak menentu, dan ancaman kejahatan perpajakan, penyelundupan narkoba, dan perdagangan ilegal terus mengancam,” tulis Sri Mulyani dalam akun Facebook miliknya seperti dikutip kumparan, Senin (31/12).
Seperti diketahui rupiah sempat mengalami depresiasi yang cukup dalam pada 2018. Sejak akhir bulan Januari, dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat. Puncaknya pada 11 Oktober, dolar AS menembus level Rp 15.235. Posisi ini merupakan yang tertinggi selama 2018. Selain itu, adanya normalisasi suku bunga di AS, juga membuat Bank Indonesia harus melakukan penyesuaian. Sepanjang 2018, BI telah menaikkkan suku bunga acuan sebanyak enam kali. Dari Mei hingga Desember, suku bunga acuan naik 175 bos dari 4,5 persen menjadi 6 persen.
ADVERTISEMENT
Selain tantangan dalam perekonomian global dan domestik, Sri Mulyani juga mengingatkan kembali pada musibah yang harus dirasakan Indonesia. Mulai dari bencana alam hingga jatuhnya pesawat Lion Air dengan nomor registrasi JT 610 di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018) pagi. Pesawat dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang itu mengangkut 189 orang. Berdasarkan catatan manifest, 181 merupakan penumpang yang terdiri atas 124 laki-laki, 54 perempuan, satu anak-anak, dan dua bayi. Sementara itu, tujuh orang sisanya merupakan pilot, kopilot, dan lima awak kabin. Dari daftar korban tersebut, 21 diantaranya merupakan karyawan Kementerian Keuangan.
“Bencana alam menimpa di beberapa daerah dan Kemenkeu juga mengalami musibah tewasnya 21 jajaran Kemenkeu dalam kecelakaan pesawat. Semua itu dapat menjadi alasan kita untuk patah semangat,” tulis Sri Mulyani.
ADVERTISEMENT
Meski demikian menurutnya semua hambatan dan musibah tersebut tidak dijadikan alasan bagi Indonesia untuk menyerah. Sebaliknya Indonesia mampu menorehkan prestasi di tingkat dunia. Seperti menjadi tuan rumah bagi perhelatan Asian Games dan Para Games serta Pertemuan Tahunan IMF/World Bank. Menurutnya, hajatan tersebut telah berhasil digelar dengan sukses dan membuat dunia menghargai dan menghormati Indonesia. Untuk itu Sri Mulyani menyatakan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang selama ini ikut andil dalam perjalanan pencapaian selama 2018.
“Saya berterimakasih dan sangat menghargai kerja dan kinerja seluruh jajaran kemenkeu dengan dukungan keluarga. Mereka yang di kantor pelayanan, di lapangan, di kantor wilayah, di perbatasan, di laut lepas, dan di kantor pusat. Terimakasih atas dedikasi dan keikhlasan semua dalam menjalankan tugas. Kita jaga estafet tanggung-jawab menuju cita-cita kemerdekaan,” tutupnya.
ADVERTISEMENT