CEO Twitter Di-PHK Elon Musk, Pesangonnya Bisa Beli 10 Mobil Super Mewah Ini

PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) meluncurkan dua model baru Mercedes-Maybach GLS dan Mercedes-Maybach S-Class. Foto: Sena Pratama/kumparan

CEO Twitter, Parag Agrawal, di-PHK oleh pemilik baru perusahaan yakni Elon Musk. Karena dipecat, Parag Agrawal disebut-sebut berhak atas pesangon melimpah yang nilainya setara harga 10 mobil mewah yang baru diluncurkan, Mercedes Maybach.

Tak hanya CEO twitter, Elon Musk juga dikabarkan memecat beberana bos lain perusahaan pengelola media sosial berbasis microblogging itu.

Kabar pemecatan sejumlah bos twitter bahkan sudah merebak, ketika pembelian oleh Elon Musk masih di tahap rencana. Dan saat transaksi resmi terjadi pada Kamis (27/10), gosip PHK itu benar terwujud.

Mengutip sumber yang mengetahui persoalan ini, The New York Times menyebutkan, selain Parag Agrawal, Elon Musk juga mem-PHK CFO Ned Segal, eksekutif legal Vijaya Gadde, dan seorang penasihat umum yakni Sean Edgett. Tapi mereka semua tak merespons konfirmasi NYT.

Firma riset Equilar seperti dilansir Reuters, mengungkapkan pemecatan Parag Agrawal dari posisi orang nomor satu di twitter, membuatnya berhak atas pesangon sebesar USD 42 juta atau setara Rp 650 miliar.

Parag Agrawal, CEO Twitter baru. Foto: Twitter

"Parag Agrawal akan mendapatkan sekitar USD 42 juta jika dia diberhentikan dalam waktu 12 bulan setelah perubahan kontrol di perusahaan media sosial," tulis Reuters mengutip laporan Equilar.

Pesangon sebesar Rp 650 miliar yang menjadi hak Parag Agrawal, setara dengan harga 10 unit Mercedes Maybach yang baru meluncur di Indonesia pekan ini. Harga mobil mewah itu untuk spek tertinggi, bisa mencapai Rp 65 miliar per unit.

Perkiraan Equilar mencakup gaji pokok Parag Agrawal senilai satu tahun, ditambah kompensasi atas pendapatan lain yang hilang karena pekerjaannya di twitter berakhir.

Sebelum di posisi CEO sejak November 2021, Parag Agrawal menjabat chief technology officer twitter. Penghasilannya pada sepanjang 2021 lalu mencapai USD 30,4 juta atau setara Rp 472 juta yang sebagian besarnya berupa saham.