Cerita Buwas Tolak Impor Beras dan Ditegur Jokowi

27 April 2019 21:03 WIB
Direktur Perum Bulog Budi Waseso di peresmian gudang penampungan kedelai di komplek pergudangan di Banjar Kemantren di Subdivre Surabaya, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (6/3). Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Perum Bulog Budi Waseso di peresmian gudang penampungan kedelai di komplek pergudangan di Banjar Kemantren di Subdivre Surabaya, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (6/3). Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, punya pengalaman unik yang dia ceritakan saat merayakan Hari Ulang Tahun Bulog yang ke 52. Misalnya saat dia ngotot menolak impor beras pada tahun lalu.
ADVERTISEMENT
"Next tidak perlu impor beras. Bahkan Bulog pernah dipaksa untuk impor saya enggak mau makanya saya sedikit marah terus viral ya enggak apa-apa," ungkap Buwas di Kantor Bulog Divre Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu (27/4).
Nyatanya, sikap Buwas menolak impor beras berbuah teguran dari Presiden Joko Widodo. Namun Buwas tetap pada pendiriannya menolak impor beras.
"Tapi niat saya baik walaupun saya ditegur Pak Presiden wajar, (tapi) kalau saya negur Presiden itu kurang ajar. Jadi mumpung jadi dirut belum apa-apa, kalau jadi Presiden enggak boleh salah," sebutnya.
Persediaan beras Bulog Foto: ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Lantas apa alasan Buwas menolak impor beras saat itu?
Buwas berkukuh bahwa stok beras cukup hanya dengan pengadaan dalam negeri. Bulog akan memaksimalkan penyerapan gabah dari petani bukan membeli beras impor.
ADVERTISEMENT
"Supaya harga diri bangsa dan negara tentang pangan ini harus terwujud termasuk teman-teman yang concern serap gabah dalam negeri. (Jadi) 2019 tidak perlu lagi impor beras," tegasnya.
Sebagai catatan, di bulan September tahun lalu Buwas menolak mentah-mentah impor beras. Alasannya sederhana, karena gudang Bulog penuh dengan beras. Pada saat itu, stok beras yang dimiliki Bulog cukup banyak yaitu 2,6 juta ton.