Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
![Direktur Perum Bulog Budi Waseso di peresmian gudang penampungan kedelai di komplek pergudangan di Banjar Kemantren di Subdivre Surabaya, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (6/3). Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1551850406/bnbvdxckwlwxyhh1zg6s.jpg)
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso , punya pengalaman unik yang dia ceritakan saat merayakan Hari Ulang Tahun Bulog yang ke 52. Misalnya saat dia ngotot menolak impor beras pada tahun lalu.
ADVERTISEMENT
"Next tidak perlu impor beras. Bahkan Bulog pernah dipaksa untuk impor saya enggak mau makanya saya sedikit marah terus viral ya enggak apa-apa," ungkap Buwas di Kantor Bulog Divre Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta, Sabtu (27/4).
Nyatanya, sikap Buwas menolak impor beras berbuah teguran dari Presiden Joko Widodo. Namun Buwas tetap pada pendiriannya menolak impor beras.
"Tapi niat saya baik walaupun saya ditegur Pak Presiden wajar, (tapi) kalau saya negur Presiden itu kurang ajar. Jadi mumpung jadi dirut belum apa-apa, kalau jadi Presiden enggak boleh salah," sebutnya.
Lantas apa alasan Buwas menolak impor beras saat itu?
ADVERTISEMENT
"Supaya harga diri bangsa dan negara tentang pangan ini harus terwujud termasuk teman-teman yang concern serap gabah dalam negeri. (Jadi) 2019 tidak perlu lagi impor beras," tegasnya.
Sebagai catatan, di bulan September tahun lalu Buwas menolak mentah-mentah impor beras. Alasannya sederhana, karena gudang Bulog penuh dengan beras. Pada saat itu, stok beras yang dimiliki Bulog cukup banyak yaitu 2,6 juta ton.