Cerita Jonan Sukses Kelola KAI, Gaji Kepala Stasiun Naik 10 Kali Lipat

26 Februari 2019 14:14 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rangkaian kereta api kelas eksekutif Foto: Dok. PT KAI
zoom-in-whitePerbesar
Rangkaian kereta api kelas eksekutif Foto: Dok. PT KAI
ADVERTISEMENT
Pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) bertujuan tak hanya untuk meningkatkan pelayanan masyarakat, namun tetap memiliki pengelolaan keuangan yang sehat.
ADVERTISEMENT
BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Contohnya BLU di bidang kesehatan yakni rumah sakit dan BLU di bidang pendidikan seperti perguruan tinggi.
Menteri Energi Sumber dan Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, menuturkan pengelolaan keuangan secara baik dapat mendongkrak pendapatan BLU sehingga mendorong kesejahteraan para pekerjanya. Hal tersebut berdasarkan pengalamannya saat menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero).
KAI sendiri merupakan BUMN, yang lebih mengutamakan keuntungan. Ini berbeda dengan BLU yang dituntut untuk mengutamakan pelayanan ke masyarakat.
"Waktu saya ditugaskan di kereta api, semua teman-teman saya bilang ini amat sulit dibenahi, karena 80 persen pegawai tetapnya aparatur negara, ada yang sipil dan non spil. Saya bilang, sudah kita coba aja. Salah satu yang diubah adalah tunjangan kinerja," ujar Jonan saat menghadiri acara terkait Koordinasi BLU di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (26/2).
ADVERTISEMENT
Jonan bilang, pada 2009 atau sebelum adanya perubahan di KAI, gaji dari kepala stasiun masih rendah, sekitar Rp 2,7 juta per bulan. Namun setelah adanya perubahan, yakni dengan meningkatkan pendapatan stasiun dari karcis parkir, gaji yang diterima kepala stasiun bisa mencapai Rp 27,5 juta per bulan.
"Untuk itu strukturnya diubah, melalui layanan itu sendiri, melalui BLU. Maka sekarang, kepala stasiun, take home pay-nya bisa Rp 27,5 juta per bulan. Naik hampir 10 kali lipat. Kemudian pendapatan dari karcis parkir itu bisa mencapai Rp 100 juta per hari," jelas dia.
Dia menuturkan, pengalaman di KAI tersebut membuktikan bahwa perubahan bisa dilakukan dengan hal yang dianggap kecil. Bahkan dia menyebut, lulusan sarja di KAI saat itu hanya 86 persen. Hal ini tentu berbeda dengan BLU yang rata-rata pegawainya adalah lulusan sarjana.
Menteri ESDM, Ignasius Jonan dalam peresmian jaringan gas bumi rumah tangga Kota Tarakan & BBM satu harga Kabupaten Malinau di Kota Tarakan, Jumat (15/2). Foto: Sejati Nugroho/kumparan
ADVERTISEMENT
"Kalau pengalaman di KAI membuktikan, kalau kayak dokter-dokter di BLU kesehatan banyak yang tinggi-tinggi pendidikannya, kalau enggak bisa keterlaluan, enggak bisa melayani masyarakat. Di KAI sarjananya cuma 86 termasuk saya, itu pun bisa berubah, layanannya membaik. Beresin penumpang di atas atap," lanjut dia.
Hal yang sama pun dilakukan Jonan ketika menjadi Menteri ESDM pada 2017. Pihaknya fokus untuk mengembangkan BLU penelitian dan pengembangan yang berada di bawah Kementerian ESDM.
"Setelah diubah lumayan. Setahun perubahan BLU naik 383 persen. Saya katakan pada teman-teman yang sekolah tinggi, yang penting apa yang dikeluarkan negara untuk kita sekolah bisa diberikan pada masyarakat," katanya.
Jonan pun menekankan, agar seluruh pihak bisa bekerja sama untuk meningkatkan pelayanan BLU.
ADVERTISEMENT
"Ini yang saya selalu katakan, bagaimana melayani masyarakat dengan baik. Melalui BLU, kita bisa memberikan pelayanan maksimal dan memberikan kesejahteraan kepada karyawan," tambahnya.