Cerita Rini Soal RS Pelni yang 90% Pasiennya Pakai BPJS Kesehatan

20 April 2018 12:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rini di Klinik Eksekutif Heritage RS Pelni (Foto:  Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rini di Klinik Eksekutif Heritage RS Pelni (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Rumah Sakit Pelayaran Indonesia (RS Pelni) pada 21 April 2018 akan berusia 100 tahun. Rumah sakit yang terletak di Jalan Petamburan, Jakarta Barat, ini memiliki perjalanan yang panjang melayani masyarakat sejak 1918.
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Rini Soemarno bercerita, pembangunan RS Pelni tahun 1918 awalnya ditujukan untuk karyawan dan awak kapal dari Pelni saat era kolonialisme Belanda. Lama setelah itu, Pelni menjadi BUMN, rumah sakit pun masih tetap melayani karyawan PT Pelni.
"Belakangan karena memang Alhamdulillah manajemennya baik, akhirnya RS Pelni membuka pelayanan umum. Dan sekarang pasiennya 90% dari BPJS Kesehatan," kata Rini saat ditemui di Klinik Eksekutif Heritage, RS Pelni, Jakarta, Jumat (20/4).
Rini berharap, di usia 100 tahun rumah sakit ini bisa makin bersinergi dengan BUMN kesehatan yang lain.
"Secara menyeluruh, kita harus sinergi. Kan kita kan ada Kimia Farma dan Indo Farma. Apalagi soal vaksin kan kebutuhannya meningkat. Misalnya untuk flu, meningitis, dan lain-lain," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Rini di Klinik Eksekutif Heritage RS Pelni (Foto:  Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rini di Klinik Eksekutif Heritage RS Pelni (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Direktur Utama PT Pelni, Insan Purwarisya L Tobing, mengatakan RS Pelni yang merupakan anak perusahaan PT Pelni juga menunjukan keunggulan dari sisi pelayanan untuk peserta BPJS.
"Kehadiran BPJS yang diamanatkan oleh undang-undang menjadi tantangan sekaligus peluang. RS Pelni bisa dikatakan berhasil menjadi rumah sakit BUMN yang pertama pada 1 Januari 2014 menyatakan kesiapannya melayani peserta BPJS sebagaimana yang diamanatkan UU Jaminan Kesehatan Nasional. Kini, manajemen RS Pelni mampu menjadi rujukan bagi banyak rumah sakit di Indonesia," ujar Insan.
Saat ini, kata Insan, jumlah proporsi pasien BPJS yang berobat ke RS Pelni mencapai angka 86% dari total keseluruhan pasien. Kunjungan rawat jalan mencapai 1.500 pasien/hari, kunjungan rawat inap mencapai 120 pasien/hari dengan Bed Occupancy Ratio ( BOR ) mencapai 78% dan angka operasi 70 pasien/hari.
ADVERTISEMENT
"Tingginya kunjungan masyarakat ke RS Pelni disebabkan oleh pendekatan teknologi, seperti pemanfaatan mesin otomatis anjungan pendaftaran mandiri (APM) dan aplikasi yang dapat diunduh di smarphone," jelasnya.
Aplikasi ini, kata dia, tidak hanya memungkinkan pasien untuk mendaftarkan kunjungannya, tapi juga melakukan konsultasi gratis ke dokter umum maupun spesialis secara online.
"Dengan pemanfaatan teknologi informasi, dan RS Pelni dapat melakukan kegiatan operasionalnya secara efisien dan modern, dan masyarakat yang sudah terbiasa dengan smartphone, semakin mudah untuk menjangkau layanan kesehatan tanpa antri panjang dan birokrasi yang melelahkan. Kami mengharapkan RS Pelni dapat menjadi rujukan rumah sakit lain," jelasnya.