Cerita Warga Desa Miliarder Sleman: Cuek Didatangi Sales Mobil, Pilih Investasi

1 September 2021 15:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto salah satu rumah warga di Pundong, Tirtoadi, Mlati, Kabupaten Sleman yang terdampak tol Yogya-Bawen. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto salah satu rumah warga di Pundong, Tirtoadi, Mlati, Kabupaten Sleman yang terdampak tol Yogya-Bawen. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Sebagian warga Dusun Pundong 1-4 di Desa Tirtoadi, Mlati, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta menjadi miliarder baru usai mendapat uang gusuran miliaran rupiah karena terdampak proyek Tol Yogya-Bawen. Sekitar 160 bidang tanah yang mayoritas pekarangan dan rumah terkena gusur.
ADVERTISEMENT
Dukuh Pundong 3, Pekik Basuki, mengungkapkan bahwa satu KK rata-rata bisa mendapat Rp 5 miliar. Bahkan ada satu warganya yang mendapat Rp 12 miliar karena bidang tanahnya luas dan berada di pinggir jalan.
Namun meski kini menjadi miliarder, para warga tak mau menghabiskan uang untuk bermewah-mewahan. Kata Pekik, mereka memilih berinvestasi.
"Kalau milik saya memang bangun rumah karena tergusur. Saya membangun rumah dan juga beli rumah juga di beberapa tempat. Sudah saya atasnamakan anak-anak saya langsung," ujarnya saat dihubungi wartawan, Rabu (1/9).
Selain arahan dari Pemerintah Desa (Pemdes) untuk tidak foya-foya, Pekik mengakui bahwa warga sudah pintar mengelola uang. Mayoritas dari mereka membelanjakan uangnya untuk rumah dan tanah. Sebagian lagi untuk merintis usaha.
ADVERTISEMENT
"Kebanyakan merintis bangun rumah, untuk tanah. Dan untuk usaha baru," katanya.
Ilustrasi uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
Memang ada salah satu KK yang memutuskan untuk membeli tiga mobil baru. Tapi KK tersebut juga membangun rumah dan membeli tanah.
"Yang mobil baru cuma 3. Ada (warga yang beli) mobil seken ada dua. Kalau motor ada saya lihat ada," katanya.
Ketidaktertarikan warga untuk foya-foya sudah terlihat saat pencairan ganti rugi. Di situ banyak sales yang datang membawa brosur mobil baru tapi tidak digubris. Sales pun gigit jari karena tidak ada yang laku. Ketika sekarang ada sales masuk kampung, warga juga tidak tertarik.
"Banyak sales masuk Pundong. Tapi masyarakat tidak melirik, enggak ikut istilahnya," ujarnya.
Warga Pundong 3 Kamidi (83) kepada wartawan menuturkan dirinya kembali dari tanah perantauan di Sumatera untuk mengurus administrasi pencairan ganti rugi tol. Dia mendapat ganti rugi sekitar Rp 4,5 miliar untuk dua lahannya.
ADVERTISEMENT
"Ini saya bagikan ke enam anak-anak. Semua kebagian," katanya.
Kamidi pun berpesan kepada anak-anaknya agar menggunakan uang untuk investasi. Lantaran uang tersebut hasil penjualan tanah maka sebaiknya dibelikan tanah kembali.
"Jangan buat mewah-mewah beli mobil. Yang penting balik tanah, harusnya kalau tanah ya balik tanah, kalau rumah balik rumah," katanya.
Hal senada juga diakui Sumarsih, yang mendapat ganti rugi Rp 2 miliar. Ia memilih membelanjakan uangnya untuk beli rumah. Jika ada sisa, dia akan membagi rezeki kepada saudara yang lain. "Rumah kena ya buat pindah rumah," katanya.