Cetak Rekor Lagi, Neraca Perdagangan RI Surplus USD 2,36 Miliar per Mei 2021

15 Juni 2021 12:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fasilitas penampungan barang curah berupa semen milik PT Semen Indonesia di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Fasilitas penampungan barang curah berupa semen milik PT Semen Indonesia di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
ADVERTISEMENT
Neraca perdagangan Indonesia kembali surplus per Mei 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus USD 2,36 miliar sepanjang Mei 2021.
ADVERTISEMENT
Ketua BPS Suhariyanto mengatakan surplus neraca perdagangan bulan lalu lebih tinggi dari April 2021 USD 2,19 miliar. Ini juga merupakan surplus neraca perdagangan beruntun selama 13 bulan terakhir.
"Ini merupakan yang tertinggi selama 2021. Kita berharap neraca dagang kita terus mengalami surplus. Selama 13 bulan secara beruntun neraca perdagangan surplus dan patut diapresiasi," kata dia dalam konferensi pers BPS secara virtual, Selasa (15/6).
Dia menjelaskan, surplus neraca perdagangan ini ditopang dari total ekspor Mei 2021 USD 16,6 miliar dan total impor USD 14,23 miliar.
Menurutnya, total ekspor migas per Mei 2021 paling banyak ditopang oleh ekspor industri, hasil tambang, pertanian, dan migas. Sedangkan total impor banyak berasal dari bahan baku/penolong, barang modal, dan barang konsumsi.
Ilustrasi peti kemas. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Namun, jika dirinci secara satuan, total ekspor Mei 2021 nilainya turun 10,25 persen dibandingkan April 2021 (month to month/mtm). Penyebabnya, kata Suhariyanto, karena ada penurunan ekspor migas 6,2 persen.
ADVERTISEMENT
"Tapi kalau kita bandingkan yoy (Mei 2020-Mei 2021), nilai ekspor ini meningkat pesat 58,76 persen yang terjadi karena ekspor migas 66,9 persen dan nonmigas 58,30 persen," lanjutnya.
Sementara untuk rincian total impor per Mei 2021 nilainya USD 14,23 miliar atau turun 12,16 persen jika dibandingkan April 2021. Ini terjadi karena ada penurunan impor nonmigas 14,16 persen dan impor migas naik 1,90 persen.
Secara total, impor barang konsumsi ini turun cukup dalam mtm USD 14,23 miliar. Rinciannya barang konsumsi USD 1,40 miliar atau turun 13,77 persen, penurunan bahan baku atau penolong 11,60 persen atau USD 10,94 miliar, barang modal turun 14,09 persen atau USD 1,89 miliar.
Tapi kalau dibandingkan nilai impor yoy tumbuh 68,68 persen yang ditopang oleh kenaikan impor migas 213,61 persen dan kenaikan non migas 56,44 persen.
ADVERTISEMENT
"Setiap habis Ramadhan dan Idul Fitri ini biasa ada penurunan ekspor dan impor," ujarnya.