Chevron Enggan Berikan Formula EOR di Blok Rokan, Pertamina Harus Bikin Sendiri

18 Januari 2021 18:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertamina Lifting Perdana Minyak Mentah Chevron di Blok Rokan. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Pertamina Lifting Perdana Minyak Mentah Chevron di Blok Rokan. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Kementerian ESDM mendorong agar PT Pertamina (Persero) membuat sendiri formula Enhanced Oil Recovery (EOR) di Blok Rokan jika PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) yang saat ini mengelola blok tersebut enggan menyerahkannya ke perseroan.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menjelaskan, formula EOR yang digunakan Chevron untuk menggenjot produksi migas di Blok Rokan memang tidak bisa diberikan begitu saja ke Pertamina. Sebab, formula tersebut milik Chevron.
Jika Pertamina menginginkan formula yang digunakan Chevron, maka urusannya antar perusahaan atau business to business. Namun, jika kesepakatan kedua pihak tak kunjung menemui titik terang, Pertamina bisa membuat sendiri formulanya.
"Nah kalau formulanya tidak bisa didapatkan, ya Pertamina bikin sendiri formulanya. Hanya saja butuh waktu yang tidak sebentar karena perlu pengalaman," kata Tutuka dalam konferensi pers kinerja sektor migas 2020, Senin (18/1).
Diakui Tutuka, tidak mudah menciptakan formula EOR yang saat ini digunakan di Lapangan Minas. Sebab, injeksinya dilakukan di tengah-tengah lautan sumur sehingga memerlukan teknik yang cukup canggih.
Ilustrasi pompa angguk Pertamina. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Formula EOR penting bagi Pertamina sebagai calon pengelola baru Blok Rokan pada Agustus 2021, BUMN perminyakan ini harus menahan laju penurunan produksi lantaran banyak lapangan yang sudah tua.
ADVERTISEMENT
"Ini enggak mudah. Jadi di dalam EOR ini enggak cuma mencari formula tapi juga bagaimana menentukan pola atau injeksinya. Ini memang penemuan baru dan produksinya (migasnya) meningkat," kata dia.
Selain urusan formula EOR, Kementerian ESDM juga tidak bisa mencampuri urusan penunjukkan mitra Pertamina di blok tersebut. Pihaknya hanya menegaskan, siapa pun pun mitranya harus memiliki rekam jejak bagus karena blok ini merupakan andalan pemerintah dalam memenuhi target lifting migas nasional.
Kata Tutuka, hingga saat ini Pertamina masih mengkaji calon mitra di blok ini. Waktu Pertamina hanya tinggal 6 bulan lagi sebelum benar-benar mengelola blok ini 100 persen.
"Tentang mitra Pertamina, perusahaan sedang lakukan kajian partner siapa yang paling tepat. Kami sampaikan bahwa partner sangat penting menentukan ke depan dari sisi finansial dan produksi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kontrak Chevron di Blok Rokan akan habis pada Juli 2021. Mulai 9 Agustus 2021, hak kelolanya diambil 100 persen oleh Pertamina. Teknologi EOR perlu dilakukan di blok ini untuk mengoptimalkan produksi karena sumur-sumur di dalamnya sudah berusia tua dan telah dikeruk Chevron puluhan tahun.
Sebelum Chevron hengkang, SKK Migas berupaya agar produksi dan lifting migas dari blok ini tidak anjlok. Salah satu komitmennya adalah meminta Chevron tetap mengebor hingga akhir masa kelolanya tahun depan.