China Gandeng Singapura Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik di RI

24 September 2021 10:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pekerja di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pekerja di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Perusahaan China Chengxin Lithium akan membangun pabrik bahan baku baterai kendaraan listrik di Indonesia, dengan total investasi USD 350 juta atau setara Rp 5 triliun.
ADVERTISEMENT
Dari total investasi tersebut, Reuters melaporkan, China akan menguasai porsi 65 persen saham. Sedangkan sisanya akan dimiliki perusahaan Singapura.
Langkah investasi itu dilakukan, untuk memperbesar kapasitas produksi baterai kendaraan listrik Chengxin Lithium di luar China.
“Investasi ini akan sangat memperluas kapasitas produksi bisnis lithium perusahaan,” kata Chengxin. “Setelah proyek dioperasikan, itu akan secara signifikan meningkatkan pendapatan dan profitabilitas perusahaan,” tambahnya, namun tak merinci waktu pasti pembangunan pabrik tersebut.
Pabrik yang akan memproduksi bahan kimia lithium itu, bernama ChengTok Lithium Indonesia. Pabrik lithium yang merupakan bahan baku utama baterai kendaraan listrik itu, akan dibangun di Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah.
Suasana pekerja di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Reuters menulis, kawasan industri IMIP sudah menjadi rumah bagi sejumlah proyek investasi China. Termasuk smelter pengolahan nikel dan kobalt, yang merupakan dua jenis mineral bahan baku utama baterai kendaraan listrik.
ADVERTISEMENT
Mengutip keterbukaan informasi Chengxin ke Bursa Efek Shenzhen, China, sisa porsi saham selebihnya dari investasi tersebut yakni sebesar 35 persen, akan dipegang perusahaan Singapura, Stellar Investment Pte.
ChengTok Lithium Indonesia diproyeksikan akan memproduksi 50.000 ton lithium hidroksida per tahun. Selain itu 10.000 ton lithium karbonat per tahun.
Indonesia saat ini menjadi salah satu produsen bijih nikel terbesar di dunia. Tapi pemerintah memberlakukan larangan ekspor bijih nikel sejak awal 2020, sebagai upaya untuk melakukan pengolahan atau hilirisasi di dalam negeri.
Sebelumnya LG Energy Solution Korea Selatan dan Hyundai Motor Group, mulai pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik senilai USD 1,1 miliar di Karawang, Jawa Barat.