Evergrande, Raksasa Properti China yang Utangnya Lebih Besar dari APBN RI

22 September 2021 11:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
China Evergrande Center di Hong Kong, China. Foto: Bobby Yip/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
China Evergrande Center di Hong Kong, China. Foto: Bobby Yip/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Evergrande ramai jadi sorotan pemberitaan, setelah perusahaan properti raksasa China berbasis di Hong Kong itu di ambang kebangkrutan. Evergrande dililit utang USD 300 miliar atau hampir Rp 4.300 triliun.
ADVERTISEMENT
Utang Evergrande itu bahkan jauh lebih besar dari belanja APBN Indonesia 2021 yang sebesar Rp 2.750 triliun. Masalahnya, perusahaan kini tak punya uang untuk mengembalikan dana ke investor yang sudah jatuh tempo.
Investor pemegang obligasi Evergrande, mulai dari korporasi raksasa hingga investor ritel atau per seorangan. Di antara korporasi raksasa, terdapat perusahaan investasi asal Amerika Serikat (AS), BlackRock. Selain itu HSBC dan UBS disebut sebagai pembeli terbesar obligasi yang diterbitkan Evergrande.
Tak heran jika ancaman kebangkrutan Evergrande, memicu kekhawatiran akan berdampak ke ekonomi China. Karena negara itu merupakan kekuatan ekonomi kedua terbesar di dunia, kecemasan merebak ke pelaku industri keuangan global, meski hal ini ditepis oleh IMF.
Petugas menata tumpukan uang di Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Kepala Ekonom Dana Moneter Internasional (IMF), Gita Gopinath, meyakini China punya mekanisme untuk mencegah agar masalah yang membelit Evergrande tak berubah jadi krisis ekonomi sistemik.
ADVERTISEMENT
"Kami mengikuti perkembangan di China dengan sangat cermat," katanya. "Kami masih percaya bahwa China memiliki alat dan ruang kebijakan untuk mencegah ini berubah menjadi krisis sistemik," tandas Kepala Ekonom IMF itu.
Tapi masyarakat pemegang obligasi ritel Evergrande sudah telanjur panik. Apalagi setelah perusahaan milik salah satu orang terkaya dunia, Hui Ka Yan itu, telah menawarkan pembayaran obligasi dengan dicicil. Investor ritel pun beramai-ramai mendatangi kantor Evergrande di Shenzen.
Evergrande disebut tak mengelola utangnya dengan baik. Utang Rp 4.300 triliun yang bahkan lebih besar dari belanja APBN Indonesia di 2021, yang sebesar Rp 2.750 triliun. Di tengah kekosongan kas perusahaan, sejumlah proyek properti Evergrande terbengkalai.