Citi Pamit dari Bisnis Perbankan Ritel di Indonesia dan 12 Negara Lain

16 April 2021 8:01 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Citibank Foto: Flickr
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Citibank Foto: Flickr
ADVERTISEMENT
Industri jasa keuangan asal Amerika Serikat (AS), Citigroup Inc, yang dikenal antara lain melalui jasa perbankan Citibank, menyatakan akan meninggalkan layanan perbankan ritel di 13 negara termasuk Indonesia. Ke-13 negara yang akan dilepas itu mencakup kawasan Asia dan kawasan Eropa, Timur Tengah dan Afrika.
ADVERTISEMENT
Negara-negara yang akan ditinggalkan Citigroup dari bisnis ritelnya yakni Australia, Bahrain, Cina, India, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Polandia, Rusia, Taiwan, Thailand dan Vietnam.
Langkah drastis dan mengejutkan ini, merupakan kebijakan pimpinan baru Citigroup. Seperti diketahui, Citigroup baru saja menempatkan Jane Fraser sebagai Chief Executive Officer pada bulan lalu.
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Selanjutnya, bisnis perbankan ritel Citigroup akan difokuskan di negara-negara kaya di dunia seperti Singapura, Hong Kong, Uni Emirat Arab dan London.
"Ini memposisikan kami untuk menangkap pertumbuhan yang kuat dan imbal hasil menarik yang ditawarkan bisnis manajemen kekayaan melalui sentra-sentra penting penting teersebut," kata Fraser dalam pernyataannya.
Menurutnya, bisnis Citibank di 13 negara tersebut berjalan baik. Hanya saja secara skala usaha dan keekonomian, tidak kompetitif dengan jasa perbankan lain. Karenanya Citigroup akan tetap bertahan di 13 negara itu, namun hanya untuk melayani jasa keuangan institusional atau korporasi.
ADVERTISEMENT
Fraser yakin pendanaan, investasi dolar, dan sumber daya lainnya digunakan dengan lebih baik untuk menghadapi peluang imbal hasil yang lebih tinggi dalam pengelolaan kekayaan atau wealth management dan bisnis perbankan kelembagaan Citi di Asia.